Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras  

Reporter

Senin, 25 Maret 2013 04:03 WIB

Koordinator Kontras, Haris Azhar. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) telah memantau tempat penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil pantauan lapangan, Kontras menyimpulkan aksi penembakan terencana dan dilakukan profesional.

“Penembakan itu rapi, cepat, dan terencana. Pelaku dibekali dengan banyak informasi,” kata Koordinator Kontras Haris Azhar kepada wartawan, Ahad, 24 Maret 2013.

Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Sabtu, 23 Maret, sekitar pukul 00.30 dinihari. Sekitar 17 orang menerobos masuk penjara Cebongan. Pelaku menggunakan baju sipil, berompi, bercelana panjang, sebagian bercelana jin, dan memakai penutup muka.

Malam itu penjara hanya dijaga oleh delapan sipir. Dua di antaranya berjaga di meja piket bagian depan. Haris mengatakan saat peristiwa terjadi, situasi di sekitar penjara sepi. Lokasinya memang sedikit jauh dari jalan utama. Penjara itu, kata Haris, dikelilingi oleh sawah dan kebun. Hanya ada beberapa rumah warga di dekat penjara, dua di depan, dan satu di samping. Rumah di bagian depan penjara pun belum selesai dibangun. “Di lokasi atau jalan di depan tidak terlihat lampu yang bisa menerangi,” katanya.

Pelaku merangsek mulai masuk ke area penjara sekitar pukul 00.30. Berdasakan keterangan saksi di lokasi, saat kejadian terlihat ada tiga truk di dekat penjara. Namun, tak bisa dipastikan apakah ketiga truk tersebut terkait dengan penyerangan.

Untuk menembus penjagaan penjara, pertama-tama seorang di antara pelaku mengaku sebagai aparat Kepolisian Daerah Yogyakarta yang hendak mengambil tahanan dari dalam penjara. Ia datang dan berbicara pada petugas piket yang berjaga di area depan penjara.

Haris mengatakan, ada dua lapis penjagaan di dalam penjara, yakni lapis dalam dan lapis luar. Lapis pertama adalah gerbang yang memisahkan bagian piket penjara dengan pekarangan luar. Pelaku yang bepura-pura berasal dari aparat kepolisian menunjukkan surat kepada petugas piket, mengatakan ingin berkoordinasi dengan empat tahanan yang jadi sasaran.

Petugas piket kemudian memanggil kepala keamanan. Sesaat setelah kepala keamanan datang, pintu gerbang dibuka. Saat itulah belasan pelaku lain merangsek masuk. Mereka menggunakan senjata laras panjang dan menodongkannya ke penjaga. Sebagian di antaranya masuk ke penjagaan lapis dalam sembari menodong dan menyandera sipir. “Tindakan ini juga disertai ancaman pengeboman,” kata Haris.

Menurut pengakuan Sukamto, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, anak buahnya sempat dianiaya dan diseret oleh pelaku. Terlihat dari bercak darah di lantai penjara. “Bercak darah ada sampai lantai dua,” kata Haris.

Beberapa pelaku menanyakan pada sipir di sel mana empat sasaran mereka ditempatkan. Beberapa penjaga tidak tahu di mana empat tahanan yang baru sehari diserahkan oleh Polda tersebut. “Sipir dipaksa mengaku dengan dianiaya,” kata Haris.

Akhirnya ada penjaga yang mengetahui di mana empat tahanan itu berada. Sasaran berada di sel 5A. Pelaku mengambil kunci-kunci sel dan diserahkan pada penjaga yang mengetahui keberadaan sasaran.

Setibanya di sel 5A, pelaku menemukan ada 35 tahanan berada di sana. Mereka ditanya mana yang merupakan pelaku pembunuhan Sersan Satu Santoso. “Terjadi kepanikan di dalam sel hingga akhirnya empat orang terpisah dari tahanan lainnya,” kata Haris.

Setelah terpisah, salah seorang pelaku memberondong sasaran dengan peluru. Empat orang tewas di dalam sel. Mereka adalah Hendrik Benyamin Sahetapy alias Diki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Chandra Galaja alias Dedi.

“Yang eksekusi hanya satu orang,” ujar Haris. “Ini seperti operasi buntut kuda. Yang menerobos banyak, semakin dekat dengan sasaran semakin sedikit, dan yang mengeksekusi hanya satu orang,” ujarnya.

Seusai menghabisi sasaran, pelaku meminta penjaga menunjukkan tempat kontrol Closed Circuit Television (CCTV) berada. Petugas mengatakan tempat kontrol ada di ruangan Kepala Lapas di lantai dua. “Pintu lalu didobrak dan CCTV diambil,” katanya.

Haris mengatakan rentetan penyerangan hanya dilakukan dalam waktu 15 menit. Salah seorang di antara pelaku ada yang berperan sebagai penjaga waktu. “Saksi mengatakan ada satu pelaku yang berulang-ulang melihat jam di tangannya,” katanya.

Kontras merangkum kronologi kejadian berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang berada di tempat kejadian, di antaranya adalah kepala penjara Sukamto. Kontras juga menyambangi penjara Cebongan sehari setelah kejadian.

ANANDA BADUDU

Berita terpopuler:

Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni

Sultan Khawatirkan Keselamatan Mahasiswa NTT

Korban Penembakan Lapas Pernah Bertugas di Aceh

Pengunjung Rutan Tak Lihat Angelina Sondakh

Penyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror

Berita terkait

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

15 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

16 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

17 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

17 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

18 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

18 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

18 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

18 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

18 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

18 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.

Baca Selengkapnya