TEMPO Interaktif, Jakarta:Partai Amanat Nasional (PAN) belum memutuskan untuk berkoalisi dengan salah satu pasangan calon presiden. Menurut Wakil Sekjen PAN, Muhammad Najib, pihaknya baru akan mendiskusikan tentang sikap yang akan diambil mulai 27 Agustus mendatang di Hotel Santika Jakarta. Najib menjelaskan, DPP PAN akan mengadakan pleno dengan mendengarkan masukan dan kontribusi dari tiap provinsi. "Termasuk keinginan menyampaikan aspirasi arus bawah dan konstituen kami di daerah," katanya kepada Tempo News Room di sela-sela refleksi kemerdekaan RI di gedung pusat Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/8) malam. Menurut Najib, tadi pagi partai sudah melakukan rapat persiapan yang terkait dengan masalah teknis pleno yang akan dilakukan itu. Sementara ini, katanya, PAN belum memiliki kecenderungan ke arah oposisi atau koalisi. Berdasarkan pengamatannya sebagian besar pengurus menghendaki agar PAN netral dan tidak mendukung salah satu kandidat. "Agar kami bisa berkonsentrasi di parlemen dan mengontrol siapapun yang menjadi presiden," katanya. Menurutnya, ada dua persoalan yang dianggap partai sangat penting, yaitu masalah penegakan hukum dan pemberantasan KKN. Berdasarkan pertimbangan itu, jika partai memilih berkoalisi maka peran kritis itu akan sulit dilakukan. Dia menampik usulan dari salah seorang pengamat politik bila PAN belum memiliki calon pada 2009 sebaiknya ikut dalam koalisi. Menurutnya partai belum terpikir menghadapi 2009, sehingga tidak bisa menjadikan hal itu sebagai variabel. Najib menyatakan kabar yang menyebutkan Amien Rais cenderung berkoalisi dengan Susilo Bambang Yudhoyono belum diketahuinya. Namun berdasarkan rujukan dari sebagian besar pengurus PAN di pusat, daerah, dan konstituen, mereka masih menghendaki PAN netral. Amien sendiri masih memikirkan aspirasi dari bawah sebelum koalisi. Istiqimatul - Tempo News Room
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
32 hari lalu
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.