SBY-JK Optimis Hadapi Koalisi Kebangsaan

Reporter

Editor

Kamis, 19 Agustus 2004 20:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla tetap optimis menghadapi koalisi kebangsaan yang digalang PDIP, Golkar, PPP, dan PDS. Menurut Jusuf Kalla, sikap itu dilatarbelakangi fakta putaran pertama yang menunjukkan tidak berfungsinya mesin partai politik dalam pemilihan secara langsung. "Buktinya, instruksi partai hampir tidak jalan," kata Kalla usai saat menggelar jumpa pers di Wisma Anugerah, Jakarta, Kamis (19/8). Kalla juga menilai, deklarasi koalisi empat partai itu memunculkan era baru dalam sejarah pemilihan di Indonesia. "Deklarasi itu menunjukkan berkumpulnya partai-partai yang ingin status quo melawan partai atau kandidat yang inginkan perubahan," kata dia. Jadi, koalisi empat partai itu, menurut Kalla, tidak serta merta memberikan jaminan bagi kemenangan pasangan Megawati-Hasyim.Selain itu, Kalla menilai, koalisi empat partai itu tidak bisa memberikan jaminan adanya pemerintahan yang baik meski didukung parlemen yang kuat. Buktinya, kata dia, pengalaman 30 tahun Orde Baru menunjukkan tidak ada artinya dukungan mayoritas di DPR. Kalla mengatakan saat itu pemerintahan memang stabil dan tidak diganggu karena mayoritas dikuasai oleh Golkar. "Tapi apa artinya jika pemerintahan seenaknya, korupsi luar biasa, dan DPR tidak berdaya mengontrol pemerintahan," kata dia. Hal itu membuat Kalla tidak khawatir jika nanti terpilih akan digoyang oleh DPR. Justru Kalla optimis, pemerintahan yang akan dibangun SBY-JK jika nanti terpilih mampu membangun pemerintahan yang efektif. Sebab, pemerintahan yang minoritas dari DPR justru akan menciptakan kontrol yang baik. "Setiap langkah dari pemerintah akan terus diawasi oleh DPR," ucapnya. Situasi ini konisi ideal karena akan terbentuk pemerintahan yang seimbang jika mayoritas DPR menjadi oposisi.Pada kesempatan itu, Kalla juga menepis anggapan yang menyatakan pasangan SBY-JK yang justru akan membentuk oligarki baru. "Justru kami ingin bekerja sama dengan seluruh rakyat, jadi jelas kami tidak bersifat oligarki," kata dia. Apa yang dilakukan Yudhoyono maupun dirinya selama ini dalam proses komunikasi politik justru untuk berbicara kepentingan nasional. "Jadi kita bericara kepentingan nasional dulu. Kalau menang, barulah disusun pemerintahannya," ucapnya. Yandhrie Arvian - Tempo News Room

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

5 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

16 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

24 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

25 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

25 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

26 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

29 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

34 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

34 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

41 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya