2 Tahun, Area Pertanian di Sumenep Susut 25 Persen  

Reporter

Rabu, 13 Maret 2013 16:51 WIB

Lahan persawahan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Sumenep - Alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sumenep, Madura, dinilai sudah mengkhawatirkan. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumenep, Salaf Junaidi, mengatakan lahan pertanian di Sumenep susut rata-rata 3.750 hektare per tahun.

Jika tren penyusutan lahan terus terjadi, tak sampai satu windu bakal tak tersisa lagi area pertanian di Sumenep. Data Dinas Pertanian mencatat tahun 2010, lahan pertanian Sumenep masih 32 ribu hektare lebih. Dua tahun kemudian, tersisa 25 ribu hektare.

Menurut Salaf, penyusutan ini disebabkan alih fungsi lahan, dampak perubahan iklim, dan ganguan hama tanaman hingga menyebabkan lahan tidak subur. Dari tiga penyebab ini, kata dia, penyusutan terbesar akibat alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan, seperti banyak ditemukan di Kota Sumenep. "Mayoritas lahan yang susut merupakan sawah subur," ujar Salaf, Rabu, 13 Maret 2013.

Salaf menilai penyusutan lahan ini sudah mengkhawatirkan. Untuk mencegah penyusutan lebih besar, rancangan Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) wilayah Kabupaten Sumenep harus segera disahkan. "Dalam RTRW nanti akan ditetapkan lahan pertanian abadi," katanya. Pemerintah akan menggenjot pembukaan lahan pertanian baru menjadi sekitar 33.486 hektar hingga akhir tahun ini.

Luas area pertanian berupa sawah masih tersisa 25.185 hektare yang tersebar di 24 kecamatan. Lahan terluas tercatat di Kecamatan Arjasa sebesar 7.481 hektare. Namun, saat ini, kata Salaf, banyaknya warga Arjasa menjadi TKI ke Malaysia menyebabkan produksi pertaniannya terus menurun. Banyak sawah disulap menjadi pemukiman. "Orang banyak pilih merantau karena bertani tidak bisa diandalkan. Pulang merantau, lahannya dibangun rumah," kata Sekretaris Desa Ganding, Ahmat.

Kondisi ini, kata dia, diperparah pola pikir kawula muda yang menganggap profesi petani tidak keren. "Anak muda sekarang malu. Kalau ditanya calon mertua kerjaannya apa, tidak mau bilang petani," kata Ahmat.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 jam lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

4 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

7 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

9 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

9 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

20 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

31 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

34 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

34 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

43 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya