TEMPO Interaktif, Singaraja:Sejak Senin (16/8) pagi pukul 06.30 WITA, Gedung DPRD Buleleng yang terletak di Jalan Ngurah Rai Singaraja, diblokir aparat keamanan dari Polres Buleleng. Hal itu terkait isu adanya kelompok massa yang akan berunjuk rasa saat pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPRD Buleleng periode 2004-2009.Akibat akses jalan menuju DPRD ditutup dari dua arah, maka praktis tidak ada kendaraan umum yang bisa melintas di depannya, kecuali kendaraan petugas. Para pegawai di lingkuingan Pemkab Buleleng yang mau tak mau harus melewati depan DPRD Buleleng diperiksa ketat. Polisi memeriksa kendaraan roda dua dan roda empat sebelum diizinkan lewat. Petugas melengkapi dirinya dengan detektor logam. Kendaraan pegawai yang mau lewat mesti melalui pemeriksaan detektor tersebut.Menurut keterangan seorang petugas, polisi secara dini melakukan penutupan jalan menuju Gedung DPRD karena dikabarkan bakal ada unjuk rasa sekelompok massa yang tidak puas atas penetapan KPU atas nama-nama anggota DPRD Buleleng hasil pemilu legislatiif 5 April 2004.Dari pengamatan di lapangan, suasana sekarang ini mirip ketika pemilihan Bupati Buleleng pada Mei 2002 lalu. Tapi masyarakat banyak yang apriori dengan sikap ketat yang dilakukan aparat keamanan. "Sekarang ini kalau mau ada acara apa saja di Buleleng ini mesti mengerahkan aparat keamanan yang sangat banyak. Keamanan sekarang ini begitu mahal nilainya," kata Made Sukerta, salah seorang warga yang tinggal di dekat Gedung DPRD Buleleng.Saat pemilihan Bupati dua tahun lalu bahkan sampai mendatangkan tenaga tambahan dari Brimob Polda Bali, sehingga kekuatan kepolisian pada waktu itu mencapai 3.000 personel. Menjelang pelantikan anggota DPRD Buleleng hari ini memang tidak terlihat ada satuan dari Brimob Polda Bali. Meski demikian, dengan jumlah polisi mencapai ratusan orang, tak pelak situasi mencekam kembali tercipta di sekitar Gedung DPRD Buleleng. Made Mustika - Tempo News Room