Jenazah warga sipil yang menjadi korban penembakan di Papua tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Senin (25/2). TEMPO/Jumad
TEMPO.CO, Jayapura - Salah satu kandidat Bupati Kabupaten Puncak diduga kuat sebagai aktor intelektual di balik kasus penembakan di Distrik Sinak dan Tingginambut yang menewaskan delapan anggota TNI dan empat warga sipil. Saat ini pihak Kepolisian Daerah Papua sedang mendalami dugaan tersebut.
Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, mengatakan ada dugaan pelaku penembakan mempunyai hubungan erat dengan salah satu kandidat calon bupati di Kabupaten Puncak. "Saya jawab bisa saja, bukan mengatakan pasti karena hal itu menjadi bagian dari penyelidikan kita juga," katanya, Selasa, 26 Februari 2013.
Kecurigaan polisi cukup beralasan. Sebab, menurut Tito, kenapa kejadiannya harus serentak antara Tingginambut dan Sinak dan kenapa waktu pencoblosan di Kabupaten Puncak sendiri tak ada masalah. "Ini karena angkanya belum tahu. Tapi terjadi pada saat dua hari sebelum pleno, dimana angka sudah diketahui siapa pemenang. Jadi, bisa jadi seperti itu," katanya.
Sebelumnya pada Ahad, 24 Februari 2013, Tito mengatakan ada dua akar masalah yang terjadi selama ini di wilayah Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya, yakni ada kelompok bersenjata yang tak terlalu besar dan sudah cukup lama di sana serta ideologinya berbeda.
"Tapi jika memang masalahnya karena persoalan perbedaan politik seperti yang disampaikan selama ini, kenapa baru sekarang. Pasti ada triger yang kedua. Triger itu adalah Pemilukada Kabupaten Puncak. Ini sangat terkait karena dua tempat ini tak jauh berbeda peristiwanya," katanya.
Menurut Tito, pelaku diduga kuat pimpinan sipil bersenjata di Tingginambut, Goliat Tabuni, yang memiliki hubungan emosional atau kekerabatan dengan salah satu kandidat di Kabupaten Puncak. "Sehingga disinyalir ada upaya menggagalkan tahapan pleno Pemilukada Puncak yang dilakukan pada Sabtu, 23 Februari 2013. Inilah yang akan kami dalami," katanya.
