Gubernur Tak Mau Personel TNI di Papua Ditambah  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 26 Februari 2013 13:37 WIB

Razia yang dilakukan pasukan gabungan TNI-Polri terhadap warga yang akan keluar dari Distrik Kwamki Lama, (1/12). Razia ini dilakukan untuk mencari amunisi, dokumen Papua merdeka, dan benda-benda lain yang dianggap terlarang. Tempo/Tjahjono Ep

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Papua yang baru terpilih 29 Januari lalu, Lucas Enembe, menilai wacana penambahan pasukan militer di Bumi Cendrawasih tak akan menyelesaikan gangguan keamanan di sana. "Saya punya pengalaman semakin banyak tentara masuk, maka mereka (kelompok bersenjata) di Papua akan senang dan berpesta," kata Lucas dalam diskusi bertema Pemekaran Wilayah Papua di Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.

Menurut Lucas, tindakan represif dengan mengandalkan kekuatan senjata dan tentara tak akan menyelesaikan persoalan keamanan di Papua. Operasi militer dari TNI pun dinilai tak akan bisa mematahkan perlawanan kelompok bersenjata. Alasannya, kondisi geografis Papua yang mayoritas hutan sulit dijangkau pasukan TNI, tetapi dengan mudah bisa diakses oleh mereka.

Penambahan pasukan yang juga diikuti penambahan senjata, kata Lucas, justru menguntungkan kelompok bersenjata. Mereka dengan mudah bisa mencuri senjata itu sehingga menambah amunisi untuk melakukan perlawanan. "Alam sudah melatih mereka sehingga lebih menguasai wilayah."

Lucas mengatakan cara terampuh untuk menyelesaikan ancaman keamanan di Papua adalah melalui pendekatan pembangunan dan kesejahteraan. Menurut dia, selama ini masyarakat Papua sering mengeluh perihal besarnya kesenjangan sosial dan ekonomi. Akses masyarakat terhadap fasilitas publik seperti jalan, puskesmas, dan sarana pendidikan yang layak juga masih rendah.

Dia menyarankan pemerintah untuk lebih memperioritaskan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Pelaksanaan otonomi khusus saja, kata Lucas, tak cukup untuk memperbaiki keadaan di Papua. "Bukan hanya otonomi khusus, tapi perlu perlakuan khusus."

Pemerintah pusat, menurut Lucas, harus segera membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru di Papua. Pemerintah pusat juga diminta memproteksi pelaksanaan otonomi dan bersungguh-sungguh mendampingi pemerintah Papua melakukan percepatan pembangunan. "Otonomi khusus harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, murni, dan konsekuen."

IRA GUSLINA SUFA

Berita terpopuler lainnya:
Julia Perez Resmi Dinyatakan Buron
Daftar Kenekatan Agus Martowardojo

Beda Soeharto dan SBY Soal Cara Urus Partai

Saan Mustopa: Anas Bukan Lagi Kader Demokrat

Mantan Auditor Bank Century Temui Anas

Raffi Ahmad Dilaporkan Orang Ini ke BNN

Pelapor Raffi Ahmad Dapat Informasi dari Artis

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya