TEMPO Interaktif, Jakarta: Dokter Polri Kombes Bimanesh mengatakan, kesehatan tersangka kasus gula ilegal Nurdin Halid masuk tahap pemulihan. Kondisinya tidak separah 3 minggu lalu, saat pertama kali masuk rumah sakit. "Sekarang tahap rehabilitasi," kata Bimanesh yang didampingi juru bicara Mabes Polri Brigjen Pol. Soenarko DA dan Direktur II Ekonomi Khusus Brigjen Pol Samuel Ismoko, saat jumpa pers, Rabu (11/8), di Mabes Polri.Tetapi, Bimanesh mengatakan, kesembuhan Nurdin tergantung dari kemauan untuk sembuh. Pihaknya tidak dapat memperkirakan lamanya proses pemulihan sampai pada kondisi sembuh total. Ditambah lagi tergantung pada kekebalan tubuh Nurdin.Ia menegaskan, kondisi Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa itu tidak separah pada saat pertama kali dibawa ke RS Polri, Jl Kramat Jati pada 17 Juli 2004 lalu. "Sekarang tidak perlu lagi diinfus. Tetapi, belum dapat dibawa ke luar rumah sakit untuk berobat jalan," kata dia.Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dengan endoskopi (teropong yang diarahkan ke lambung), Nurdin mengalami radang lambung. Pada lambungnya ditemukan koreng yang sulit disembuhkan. Apalagi bila tidak ada pengobatan 'supportif'. Gangguan pada lambung itu, kata dia, karena faktor psikis dan fisik. Oleh karenanya, kesehatan Nurdin belum stabil. Samuel Ismoko belum dapat memastikan waktu penyidikan kembali dilakukan direktorat yang dipimpinnya. "Pemeriksaan dalam perencanaan," katanya. Pihaknya mempunyai cara untuk memintai keterangan Nurdin. Ditambahkan Soenarko, polisi tidak bermaksud menunda-nunda pemeriksaan terhadap Nurdin. "Kita tidak ada niat menunda-nunda proses penyidikan, namun kareana ada kendala yang sifatnya di luar teknis penyidik, berkait dengan masalah fisik," katanya. Martha Warta - Tempo News Room
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.