Uang Pangkal UGM Hingga Rp 100 Juta

Reporter

Editor

Rabu, 11 Agustus 2004 12:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pimpinan universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mewajibkan calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Pembangunan Daerah (PBUMD) membayar admission fee uang pangkal mulai Rp 25 juta hingga Rp 100 juta. Sementara, bagi mahasiswa baru UGM yang diterima lewat jalur umum ujian masuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dikenakan uang pangkal hingga Rp. 20 juta. Bagi mahasiswa baru yang betul-betul tidak mampu, mereka tidak dikenai biayai."Untuk mahasiswa yang diterima lewat jalur PBUPD, mereka memang harus membayar uang pangkal. Hanya saja, yang membayar nantinya adalah pemerintah daerah yang mengirim mahasiswa itu belajar ke UGM. Dan admission fee itu hanya dibayarkan sekali selama menjadi mahasiswa," kata Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi UGM, Prof Dr Marwan Asri MBA, Rabu (11/8).Seperti yang tertulis dalam buku panduan masuk UGM lewat jalur PBUPD, mahasiswa baru yang mengambil kuliah di kedokteran dikenakan uang pangkal Rp 100 juta, kedokteran gigi Rp 75 juta, keperawatan, gizi kesehatan, ekonomi, farmasi masing-maisng Rp 50 juta. Kemudian ilmu komputer Rp 40 juta, ilmu elektronika-instrumentasi Rp 35 juta. Sama dengan kehutanan dan biologi yaitu Rp 35 juta. Sedang untuk ilmu-ilmu di Fisipol sebesar Rp 30 juta dan fakultas lainnya Rp 25 juta.Selain jalur PBUPD dan SPMB, UGM juga menerima mahasiswa baru lewat jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) serta Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM). Untuk kedua jalur ini, UGM menanggung beaya mahasiswa baru sejak pembelian formulir hingga uang pendidikan selama 8 semester. Tahun 2003 lalu, UGM juga menerima mahasiswa baru lewat jalur-jalur lain. Misalnya ada jalur tes mandiri dan jalur swadaya. Untuk jalur swadaya ini, mahasiswa baru harus membiayai sendiri kuliahnya. Untuk Fakultas Kedokteran, misalnya, pihak universitas menetapkan besarnya uang pangkal Rp 100 juta.Akibat mahalnya pendidikan di kampus UGM yang semula dikenal kampus perjuangan, kalangan mahasiswa UGM berulang kali melakukan unjuk rasa. Mereka menolak komersialisasi kampus yang setiap tahun menaikkan beaya pendidikan. Keluarga Mahasiswa dan Badan eksekutif Mahasiswa (KM BEM) UGM, beberapa kali melakukan protes mengenai mahalnya pendidikan di UGM.Mengomentari hal itu, Marwan Asri menolak tudingan bahwa calon mahasiswa bisa lolos karena besarnya sumbangan yang diberikan. Penerimaan mahasiswa UGM, kata dia, benar-benar didasarkan pada prestasi akademik dan hasil tes. "Penolakan dan penerimaan di UGM, mengacu pada nilai tes. Jadi tidak benar kalau yang sumbangannya besar pasti diterima di UGM," kata Marwan.Syaiful Amin - Tempo News Room

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

4 jam lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

4 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

9 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

9 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

9 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya