Tim Labfor Polda DIY melakukan olah TKP di museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Kamis (12/8). TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus pencurian koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, yang belum terungkap sejak 2010 lalu, turut menghambat peningkatan status museum menjadi kategori internasional. “Rencana menaikkan status Sonobudoyo menjadi bertaraf internasional sudah disampaikan sejak lima tahun lalu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta GBPH Yudhaningrat di DPRD DIY, Selasa, 19 Februari 2013. Usulan itu disampaikan International Council of Museum, lembaga pemerhati museum yang merupakan jaringan UNESCO.
Adik tiri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X itu juga membantah hasil survei oleh komunitas Masyarakat Advokasi Warisan Budaya yang dipublikasikan belum lama ini. Mayoritas dari total 1.000 responden menilai pemerintah tak serius menangani kasus yang membuat sebanyak 75 koleksi peninggalan era Majapahit raib. “Kami selama ini tidak diam. Bahkan kami pun juga memantau situs jual-beli dunia maya,” kata Yudha.
Yudha mengatakan, target paling dicari dari koleksi museum yang hilang adalah topeng emas peninggalan zaman Majapahit. “Karena itu menjadi ikon Sonobudoyo,” katanya. Sonobudoyo sudah membuatkan replikanya, bahkan dari kadar emas lebih tinggi, yakni 23 karat (yang asli 12 karat), sejak 1985.
Adapun Polda DIY yang menangani kasus pencurian ini mengaku kesulitan mengungkap kasus ini. “Sejak awal kondisi tempat kejadian perkara juga sudah rusak saat diolah,” ujar Kepala Subdirektorat I Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY, 12 Februari lalu.
Sebelumnya, Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Yogyakarta meminta keseriusan polisi dalam mengungkap kasus ini. "Polisi menangkap teroris saja bisa. Ini kan pencurian yang jaringannya sudah jelas juga," kata Jhohannes Marbun, koordinator Madya.
Jhohannes mendesak pemerintah agar tak hanya mencari jika ada informasi. Tapi, kepolisian diminta juga aktif melacak pasar gelap yang diduga menjadi peredaran koleksi itu. “Akan memalukan jika museum diresmikan sebagai (museum) internasional tapi koleksi masterpiece-nya saja belum ketemu,” katanya.