Nelayan Cianjur Bangkrut, Lobster Super Diobral

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 11 Februari 2013 21:03 WIB

Lobster. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Cianjur -Hampir sepuluh tahun ratusan nelayan di Kampung Cikakap Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terisolasi karena infrastruktur jalan yang tak kunjung diperbaiki Pemerintah Kabupaten Cianjur. Akibatnya, tangkapan hasil laut, terutama lobster, terpaksa dijual dengan harga murah.

Selama ini, hasil tangkapan lobster berkualitas super dengan harga jual tinggi menjadi andalan nelayan Cikakap. Namun, kondisi tersebut tidak berdampak terhadap peningkatan perekonomian karena nelayan sulit menjualnya akibat buruknya infrastruktur di wilayah tersebut.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur, Saep Lukman mengatakan, selama ini pajak retribusi yang disumbang warga di wilayah tersebut setiap tahun mencapai Rp 250 juta. Menurut Saep, kontribusi itu tentunya akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Cianjur.

"Sayangnya, kontribusi itu tak diimbangi dengan baiknya kualitas infrastruktur jalan. Hampir sepanjang 7 kilometer jalan penghubung dari ibukota Kecamatan Agrabinta menuju desa kondisinya rusak berat," kata Saep di Cianjur, Senin 11 Fabruari 2013.

Selain tidak memiliki infrastruktur yang baik, lanjut Saep, wilayah tersebut belum teraliri listrik. Sebagian besar warga memanfaatkan panel tenaga surya atau mesin generator untuk penerangan di malam hari. "Sangat ironis ketika satu wilayah yang memiliki potensi dan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah, namun tidak mendapat perhatian lebih. Saya lihat sendiri ke wilayah tersebut, infrastruktur jalan sangat memprihatinkan," katanya.

Dia mendesak Pemkab Cianjur dan Pemprov Jabar, agar segera membenahi dan memperbaiki infrastrukur menuju Kampung Cikakap. Serta meminta pemda dan pemprov tidak memberikan izin pertambangan pasir besi di wilayah tersebut. "Setahu saya rusaknya jalan di wilayah tersebut selain kualitasnya buruk, disebabkan truk besar bermuatan pasir besi melebihi tonase yang lewat tidak terkontrol setiap harinya," ungkap Saep.

Eeng, 33 tahun, salah seorang warga Cikakap mengaku tidak berharap banyak pada pemerintah setempat. Selama ini, ungkap dia, wilayah Cikakap tidak pernah mendapat perhatian, terutama perbaikan jalan rusak. "Bukan kami mau sombong, tapi faktanya, berbagai jenis ikan dengan kualitas super terdapat di sini, terlebih jenis lobster. Namun kami tidak bisa menjual ke luar karena mahalnya ongkos angkutan. Kami berharap jalan rusak bisa diperbaiki," katanya.

DEDEN ABDUL AZIZ

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

10 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

13 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

13 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

18 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

24 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

28 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

36 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

46 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

48 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya