Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen Dewan Perwakilan Rakyat dari fraksi PKS, Surahman Hidayat. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak lama sudah santer beredar kabar kalau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah perwujudan dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang berawal di Mesir dan Saudi Arabia. Namun, meski pendiri Partai Keadilan Yusuf Supendi mengakui hal itu, banyak petinggi PKS menolak membenarkan informasi itu.
"Memang kami awalnya dari gerakan orang-orang kampus, lembaga dakwah kampus," kata Ketua Dewan Syariah PKS Surahman Hidayat, 9 Februari 2013. Ketika Partai Keadilan berdiri pada 20 Juli 1998, partai ini dideklarasikan di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.
Surahman membantah kalau cikal bakal PKS adalah gerakan Ikhwanul Muslimin. "Dengan mereka, kami hanya ada kemiripan budaya saja," kata Surahman.
Ketika didesak apakah ada hubungan formal dengan Ikhwanul Muslimin di Kairo, Mesir, Surahman menegaskan bahwa PKS hanya memiliki hubungan cita-cita dengan Ikhwanul Muslimin. Tidak lebih. Dia juga membantah tudingan Yusuf Supendi bahwa Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin adalah Muroqib Aam Jemaah Ikhwanul Muslimin di Indonesia. "Itu tidak benar," katanya.
Surahman Hidayat menegaskan bahwa PKS secara substansi adalah kelanjutan perjuangan Partai Masyumi. Partai Masyumi sendiri dibubarkan rezim Soekarno karena dinilai terlibat pemberontakan PRRI/Permesta. Tokohnya seperti Muhammad Natsir sempat dilarang berpolitik.
"Ada orang yang mengatakan begitu, bahwa secara substantif itu, PKS adalah kelanjutan Masyumi," kata Surahman.
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.