TEMPO Interaktif, Padang: Sekitar 400 siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dhuafa Nusantara, sebuah sekolah gratis untuk siswa tidak mampu atau miskin di Padang, melakukan demonstrasi ke DPRD Provinsi Sumatra Barat Rabu (4/8). Selain menuntut agar Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyediakan gedung sekolah, mereka juga meminta agar peralatan mereka yang dirusak Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang segera diganti.Dalam aksi unjuk rasa itu, enam kelompok siswa masing-masing berjumlah 30-40 siswa bahkan belajar di teras gedung DPRD. Para guru tetap mengajar bidang studi seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ) dan Bahasa Indonesai layaknya di dalam kelas.Ketua Yayasan Bakti Nusantara Isafat Ibrahim, yayasan yang mengelola SMK Dhuafa, yang memimpin rombongan, di hadapan Komisi E Bidang Kesejahteraan Sosial yang menerima mereka, meminta agar pengambilalihan gedung Asrama Transito milik eks Kantor Wilayah Transmigrasi Sumatra Barat yang sejak 2000 mereka gunakan sebagai gedung sekolah, dikembalikan lagi untuk belajar. "Sebab jika tidak, sebanyak 980 siswa-siswa tidak mampu tidak bisa meneruskan pendidikan mereka," ungkapnya. Ibrahim juga menyesalkan sikap kasar Satpol PP Kota Padang yang mengambil paksa dan menyegel gedung Asrama Transito itu, 2 Agustus, pukul 22.00 WIB. Dalam peristiwa itu empat siswinya yang tinggal di asramatersebut pingsan karena diusir paksa. Selain itu sejumlah peralatan sekolah seperti komputer, meja, dan kursi rusak. Bahkan sebagian ijazah siswa yang baru lulus dan belum sempat dibagikan berserakan dan hilang.Atas perlakuan kasar Satpol PP itu, Ibrahim mengatakan, pihaknya sudah melaporkan Satpol PP kepada Poltabes Padang.Sekretaris Komisi E DPRD Sumatra Barat Marfendi berjanji akan mencarikan solusi soal sekolah tersebutpaling lambat 10 Agustus. Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Marjohan yang juga hadir mengatakan, pihaknya menawarkan solusi dengan menerima siswa-siswa SMK Duafa di sekolah negeri dan swasta lain.Menanggapi janji Komisi E, Ibrahim mengatakan akan melakukan demontasi kembali jika janji tersebut tidak ditepati. Sedangkan menanggapi Dinas Pendidikan, menurutnya, hal itu bukan jalan keluar terbaik. Sebab setiap tahun sedikitnya ada 30 ribu anak-anak tamatan SLTP dari keluarga miskin di provinsi di yang tidak bisa melanjutkan sekolah.SMK Dhufa yang merupakan sekolah menengah atas teknik didirikan Yayasan Bakti Nusantara Isafat pada 1997merupakan satu-satunya sekolah di Indonesia yang menyediakan pendidikan gratis untuk anak-anak tidak mampu. Sejak tahun 2000 sekolah ini mendapat izin dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menempati gedung Asrama Transito milik bekas Kanwil Transmigrasi dalam jangka dua tahun, karena gedung itu tidak terpakai. Pemakaian itu bisa diperpanjang jika masih dibutuhkan untuk pendidikan anak-anak miskin.Sekolah ini sudah enam kali menghasilkan 6.000 lulusan yang sebagian sudah bekerja. Kini SMK ini memiliki 980 siswa. Sekolah ini beraktivitas atas bantuan dana dari sejumlah donator. Sedangkan guru yang mengajar bahkan ada yang tidak digaji. Febrianti - Tempo News Room