Warga Gunungkidul Jual Ternak untuk Beli Air

Reporter

Editor

Senin, 2 Agustus 2004 20:27 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjual ternak untuk memenuhi kebutuhan air bersih di musim kemarau. Warga terpaksa membeli air karena 90 persen telaga alam yang biasanya menjadi gantungan untuk memperoleh kebutuhan air sudah mulai mengering. Wintolo (56), warga Desa Kemiri, Kecamatan Tanjungsari, misalnya, harus menjual seekor kambingnya untuk membeli air. Kambing yang laku Rp 120 ribu itu kemudian dibelikan 5.000 liter air seharga Rp 80 ribu. "Sisanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga," katanya.Menurut Wintolo, ia dan keluarganya sudah terbiasa harus berhemat air bersih selama musim kemarau. Satu tangki air bersih yang ia beli itu bisa digunakan selama 1,5 bulan untuk lima anggota keluarganya. Kalau sampai pertengahan September nanti tidak turun hujan, Wintolo terpaksa harus menjual ternak sapinya untuk beli air.Sementara Kasidi (60), warga Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, juga harus menjual seekor sapinya untuk membeli air bersih. Satu tangki air bersih berisi 5.000 liter harus dibeli seharga Rp 90.000. Harga air bersih untuk satu mobil tangki berkapasitas 5.000 liter di Kabupaten Gunungkidul memang bervariasi, tergantung jaraknya.Menurut Kasidi, Pemkab Gunungkidul sebenarnya sudah mengusahakan bantuan air bersih bagi penduduk. Namun karena bantuan air itu datangnya tidak menentu, warga terpaksa harus membeli dari uangnya sendiri. "Kalau air sudah habis, masak harus menunggu dropping dari pemerintah. Terpaksa harus membeli sendiri," ujarnya.Sementara Bupati Gunungkidul, Yutikno, saat ditemui di sela-sela acara peresmian pengeboran sungai bawah tanah di Goa Bribin, Senin (2/8), menyatakan bahwa pemerintah kabupaten telah mengalokasikan dana sebesar Rp 450 juta melalui APBD untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga selama musim kemarau. Menurut Yutikno, bagi warga yang tidak mampu akan memperoleh bantuan air bersih secara cuma-cuma, asal ada surat keterangan dari pamong desa setempat.Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga selama musim kemarau, lanjut Yutikno, Pemkab Gunungkidul mengoperasikan 15 kendaraan tangki. Satu mobil tangki bisa empat kali dropping air dalam sehari. "Jadi, paling tidak ada 60 mobil tangki berisi air bersih yang didistribusikan pemkab dalam sehari," jelasnya.Diakui Yutikno, dari sekitar 260 telaga alam yang ada di Gunungkidul, saat ini sekitar 90 persen sudah kering. Wilayah rawan air bersih di Gunungkidul berada di sisi selatan seperti Kecamatan Tepus, Saptosari, Girisubo, Panggang, Tanjungsari dan Semanu. Menurut Yutikno, proyek air bersih di Goa Bribin yang saat ini sedang dikerjakan, diharapkan bisa mengatasi kebutuhan air bersih bagi warga, terutama di setiap musim kemarau.Heru CN - Tempo News Room

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

37 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

43 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

49 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya