Seorang imigran asal Srilanka saat diamankan di kantor imigrasi kota Malang, Jawa Timur, Rabu 18 Juli 2012. Polisi Air (POLAIR) belkerjasama dengan POLSEK Gedangan dan Sumbermanjing wetan berhasil menangkap 77 imigran gelap asal negara Afganistan, Pakistan, Iran, dan Srilanka di kawasan pantai Bajulmati Kabupaten Malang. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Cilacap - Ahmad Kaspia, imigran Sri Lanka tujuan Australia yang kapalnya pecah di laut Nusakambangan, menyatakan bertolak dari sebuah dermaga di Sri Lanka sejak dua bulan lalu. Ia hendak mencari suaka ke Australia karena situasi perang di Srilanka. "No food, no job," kata Ahmad Kaspia saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Cilacap, Selasa, 28 Januari 2013.
Ia mengatakan, dua imigran lainnya meninggal dunia di perairan selatan Nusakambangan. Kapal yang mereka tumpangi mesinnya mati sehingga terombang-ambing di perairan. Setelah mesin kapal mati, mereka mendayung hingga mendekati Nusakambangan. Kapal menabrak karang, pecah dan karam.
Dua imigran yang tewas adalah Suta Nilason, 24 tahun, dan Tampapela Vijayaraja, 45 tahun. Sedangkan yang dirawat adalah Ahmad Fatheen, 4 tahun, dan Siti Safika Abdul Jabar, 35 tahun.
Wakil Direktur RSUD Cilacap Khozin Sungaidi mengungkapkan, ada lima imigran yang dibawa ke RSUD Cilacap. "Dari jumlah tersebut, dua di antaranya tewas dan dua lainnya dirawat. Sedangkan satu orang laki-laki lainnya menunggu jenazah dan mereka yang dirawat di rumah sakit," kata Khozin.