Harry Tanoe Berpeluang Hijrah ke Gerindra  

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 21 Januari 2013 19:49 WIB

Harry Tanoesoedibjo melambaikan tangan kepada wartawan saat meninggalkan kantor Partai Nasional Demokrat, di Jakarta, Senin (21/1). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Harry Tanoesoedibjo telah mundur dari kepengurusan Partai NasDem. Belum genap setahun bersama Nasdem, Harry menilai tak ada lagi kesamaan visi dengan Surya Paloh, pendiri partai itu. “Dalam menjalankan organisasi perlu kebersamaan. Jika tak ada kesamaan strategi bisa mengganggu tujuan organisasi,” kata Harry saat mengumumkan pengunduran diri, Senin, 21 Januari 2013.

Menurut Harry salah satu pilihan setelah lepas dari NasDem adalah bergabung dengan partai lain. Dia mengatakan sebelum resmi meninggalkan Nasdem, sudah ada partai politik yang mendekati. Namun, dia belum terlalu yakin dengan pilihan itu. “Sekarang kami mengundurkan diri dulu dari Partai NasDem.”

Dua hari sebelum mengumumkan mundur, Harry memang telah bertemu dengan salah satu petinggi partai peserta pemilihan umum 2014. Sumber Tempo mengatakan, pertemuan berlangsung antara Harry dan salah seorang anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Namun belum ada kesepakatan. Pertemuan baru sebatas pembicaraan awal.

Masih menurut sumber itu, Gerindra intens berkomunikasi dengan Harry Tanoe lantaran besarnya akses taipan media itu terhadap sejumlah stasiun televisi. Gerindra membutuhkan dukungan media milik Harry Tanoe untuk menyongsong pemilu 2014.

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan Harry berpeluang bergabung dengan Gerindra. Sebagai partai terbuka, kata Suhardi, Gerindra menerima siapa saja yang mau berjuang memenangkan pemilu. “Kami menghormati siapa saja untuk bergabung, termasuk Harry Tanoe.”

Bila tak jadi bergabung dengan Gerindra, bukan tak mungkin Tanoe bakal mendirikan partai baru. Niat ini sudah disampaikan Harry kepada sejumlah pengurus muda Nasdem yang turut hengkang. Mantan Wakil Sekretaris Jenderal NasDem Saiful Haq mengatakan rencana membentuk partai baru merupakan bentuk kekecewaan Harry terhadap inkonsistensi NasDem dalam mengusung perubahan.

Saiful mengatakan siap bergabung dengan Harry bila mantan Ketua Dewan Pakar NasDem itu jadi mewujudkan niatnya. Namun Harry sendiri belum yakin dengan pilihan itu. Apalagi partai baru tak bisa ikut pemilu 2014. Harry menyatakan telah menyiapkan opsi lain, yakni berkiprah di organisasi kemasyarakatan. “Berbuat untuk bangsa caranya bisa macam-macam,” kata Harry.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

7 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

44 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem

JPU KPK dalam dakwaannya menyatakan bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggunakan uang sebesar Rp 40.123.500 untuk kepentingan NasDem.

Baca Selengkapnya

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

45 hari lalu

Istilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?

Dalam konteks Pemilu, efek ekor jas mengacu ke bagaimana keputusan pemilih pada satu posisi pemilihan bisa pengaruhi hasil dari posisi pemilihan lain.

Baca Selengkapnya

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

45 hari lalu

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

Ketua Partai NasDem Malaysia Tengku Adnan mengatakan usulan menambah jumlah pemilih Kotak Suara Keliling atau KSK datang dari PPLN Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

57 hari lalu

Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

Fraksi Partai Nasdem belum mendapatkan instruksi dari Ketua Umum Surya Paloh untuk menandatangani persetujuan hak angket.

Baca Selengkapnya

Dinamika Politik Setelah Surya Paloh Diundang Presiden Jokowi pada Pekan Lalu

26 Februari 2024

Dinamika Politik Setelah Surya Paloh Diundang Presiden Jokowi pada Pekan Lalu

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pertemuan Jokowi dan Surya Paloh bukan sekadar silaturahmi biasa.

Baca Selengkapnya

Prediksi Pertarungan Suara Partai di DPR yang Pro dan Kontra Hak Angket Pilpres 2024

22 Februari 2024

Prediksi Pertarungan Suara Partai di DPR yang Pro dan Kontra Hak Angket Pilpres 2024

Jika DPR tidak siap untuk menggunakan hak angket dugaan kecurangan, capres Ganjar Pranowo akan mendorong penggunaan hak interpelasi atau rapat kerja.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Komitmennya Terhadap Lingkungan Sudah Sejak Kuliah

23 November 2023

Anies Baswedan Sebut Komitmennya Terhadap Lingkungan Sudah Sejak Kuliah

Anies Baswedan menyatakan dirinya sudah berkecimpung dengan isu soal lingkungan sejak masih berkuliah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Profil Arief Prasetyo Adi, Kereta Suite Class Compartment hingga Harga Pangan yang Mulai Naik

7 Oktober 2023

Terpopuler Bisnis: Profil Arief Prasetyo Adi, Kereta Suite Class Compartment hingga Harga Pangan yang Mulai Naik

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis hingga Jumat malam, 6 Oktober 2023 dimulai dengan profil Arief Prasetyo Adi yang ditunjuk Jokowi jadi Plt Mentan.

Baca Selengkapnya

Akhir Perjalanan Syahrul Yasin Limpo dari Hilang Kontak hingga Tiba di Indonesia

5 Oktober 2023

Akhir Perjalanan Syahrul Yasin Limpo dari Hilang Kontak hingga Tiba di Indonesia

Setelah sempat hilang kontak di luar negeri, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akhirnya tiba di Indonesia pada Rabu malam. Ini yang terjadi.

Baca Selengkapnya