ILUNI Temukan Keterlibatan Polri Menyukseskan Mega-Hasyim

Reporter

Editor

Minggu, 25 Juli 2004 17:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) menemukan bukti berupa rekaman video tentang keterlibatan Polri yang turut menyukseskan pasangan Mega-Hasyim. Kepingan VCD tersebut diperoleh ILUNI Jumat pekan lalu di kantor ILUNI, Jalan Cipaku I No 11C Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. VCD itu ditaruh begitu saja di kantor kami, kata Irawanto, Anggota Dewan Penasihat ILUNI dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (25/7). Rekaman tersebut tiba-tiba ada di atas meja depan kantor ILUNI bersampul warna coklat. Setelah diselidiki, tidak ada yang merasa memiliki barang tersebut, dan ILUNI langsung memutarnya. Setelah kita diskusi selama dua hari, ini asli walaupun telah diedit, ujar Irawanto. Saat pemutaran video dalam konferensi pers hari ini ILUNI hanya memberikan imbauan saja kepada masyarakat tentang pelangggaran tersebut. Mereka menyerahkan hal tersebut ke masyarakat sendiri untuk menyikapinya. Tidak ada langkah lebih lanjut yang diambil ILUNI berkenaan dengan isi VCD tersebut. Irawanto juga mengatakan tidak ada indikasi untuk menguntungkan capres lain dengan pemutaran video tersebut. Saya tidak melihat itu menguntungkan Susilo, dari kandidat Megawati yang tidak fair, katanya.Dalam VCD tersebut terekam adanya pertemuan antara anggota Bhayangkari beserta masyarakat dengan Kapolres Banjarnegara di Mapolres Banjarnegara. Dalam arahan Kapolres menggunakan sandi antara lain Mas Eko untuk sebutan Angkatan Darat, Mas Dwi untuk Angkatan Udara, Mas Tri untuk Angkatan laut dan Mas Catur untuk Kepolisian sedangkan untuk menyebut Megawati adalah Nuraeni plesetan dari Nurani. Kapolres sempat menjelaskan satu persatu keunggulan dan kelemahan dari masing-masing capres dan keuntungan bagi Polri. Kalau SBY yang menang Polri akan ditempatkan di bawah Mendagri. Bila Amien Rais yang menang aparat keamanan akan berada di bawah gubernur dan bupati, bagi Hamzah Kapolres menyoroti poligami, sedangkan Agum berasal dari Mas Eko. Namun capres dari Partai Golkar Wiranto tidak disebut-sebut dalam rekaman VCD tersebut. Seorang ibu yang juga anggota Bhayangkari sempat mengusulkan agar mereka sepakat untuk memilih Mega-Hasyim. Setelah arahan Kapolres kemudian dilanjutkan oleh anggota Bayangkari yang lain yang tidak diketahui namanya. Ia menyarankan agar masyarakat memilih pasangan Mega-Hasyim. Hasyim Muzadi itu orang bersih, kalau ganti akan begini-begini, toh ini baru janji, kata ibu tersebut. Dalam acara tersebut Kapolres tetap mengatakan sesuai imbauan Kapolri untuk memilih sesuai hati nurani. Namun ia membiarkan anggota Bhayangkari yang mengarahkan masyarakat untuk memilih Mega-Hasyim. Usai acara seorang anggota Polri mengumumkan bahwa masyarakat yang hadir disitu akan dibagikan uang makan dan transport. Telihat masyarakat sangat gembira. Satu-satu masyarakat yang hadir disitu mendapat ampolop yang ada stempel lambang polri. Kegembiraan masyarakat ditunjukkan dengan memperlihatkan amplop ke arah kamera. Walaupun tidak akan mengambil langkah hukum lebih lanjut, menanggapi hal itu ILUNI Jakarta menyampaikan pernyataan sikap agar KPU bersikap netral, jujur, tegas dan tidak arogan dalam menyikapi segala bentuk kecurangan dalam proses pemilu capres. Begitu juga dengan Panwaslu yang harus bertindak tegas tanpa pandang bulu. ILUNI mengimbau agar TNI dan Polri bersikap netral dan tidak memihak ke salah satu capres untuk menjaga keutuhan negara. Mereka juga mendesak Kapolri untuk mengundurkan diri demi kelangsungan konstitusi dan demokrasi yang sedang kita bangun. Irawanto juga menambahkan ia siap diperiksa berkenaan dengan adanya video rekaman ini. Maria Ulfah Tempo News Room

Berita terkait

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

8 jam lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

10 jam lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

10 jam lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

3 hari lalu

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

4 hari lalu

Pengamat Sebut Penangkapan Polisi yang Terlibat Kasus Narkoba Layak Diapresiasi

ISESS sebut penangkapan polisi yang diduga terlibat kasus narkoba perlu diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

4 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

4 hari lalu

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?

Baca Selengkapnya

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

4 hari lalu

Cara Perpanjang SKCK 2024 Lewat Aplikasi Presisi Polri dan Biayanya

Tata cara perpanjang SKCK 2024 secara online bisa dilakukan melalui aplikasi PRESISI POLRI Super App. Ketahui syarat dan biaya terbarunya.

Baca Selengkapnya

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

4 hari lalu

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ke depan bakal banyak tantangan yang akan dihadapi polisi dan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

5 hari lalu

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.

Baca Selengkapnya