13 Ribu Nelayan Tuban Dapat Bantuan Sembako  

Reporter

Jumat, 11 Januari 2013 14:39 WIB

Ombak pasang di kawasan Tanjung Kait, Tangerang, Minggu (8/2). Lebih dari dua pekan para nelayan di kawasan ini tidak berani melaut akibat ombak pasang yang mencapai ketinggian 4 meter. Tempo/Arie Basuki

TEMPO.CO, Tuban - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sunarto, mengatakan pemerintah Tuban akan memberikan bantuan bahan pokok kepada nelayan selama mereka berhenti melaut. Program ini masuk ke dalam program bantuan tanggap darurat dengan jangka waktu sekitar 20 hari, tergantung kondisi cuaca di laut.

Bantuan beras, kata Sunarto, diberikan kepada 13 ribu nelayan di Tuban. Jumlah tersebut sesuai dengan data nelayan di Tuban tahun 2012. Ukuran bantuan disesuaikan dengan jumlah keluarga di rumah.

Selain itu, pemerintah Tuban juga akan memberikan hibah berupa program bantuan untuk pengadaan perahu, jaring, dan mesin diesel. “Ini program tetap dari Bupati Tuban,” kata Sunarto kepada Tempo, Jumat, 11 Januari 2012.

Nelayan tradisional di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tak berani melaut menyusul ombak tinggi dan angin kencang di perairan Laut Jawa tiga hari terakhir. Mereka menghabiskan waktu untuk memperbaiki jaring dan perangkap ikan.

“Risikonya tinggi,” ujar Ngatimo, nelayan di kampung Kingking, Kota Tuban, kepada Tempo. Ia dan banyak nelayan lainnya tak berani melaut karena tinggi ombak hingga 2,5 meter.

Tidak turun melaut, kata dia, rutin jika datang musim hujan antara Desember-Januari atau Juli-Agustus. Biasanya pada bulan-bulan tersebut terjadi perubahan cuaca drastis di laut, seperti ombak tinggi disertai angin kencang.

Pantauan Tempo di pesisir utara pantai Kota Tuban, tampak ratusan perahu nelayan disandarkan. Para nelayan di perkampungan nelayan Kingking sebagian besar beraktivitas di darat, memperbaiki perahu, menyulam jaring dan lainnya. Para ibu-ibu mengeringkan ikan hasil tangkapan untuk dijadikan pindang (ikan asin kering).

Sebanyak 13 ribu warga Tuban berprofesi sebagai nelayan di sepanjang 64 kilometer pantai utara Pulau Jawa itu. Mereka sebagain nelayan tradisional. Disebut tradisional karena alat tangkapnya sangat sederhana. Ukuran perahu kecil, panjang 5 x 1,5 meter hingga 12 x 4 meter. Dengan ukuran perahu sebesar itu, nelayan tidak berani menantang ombak besar.

Dampak cuaca buruk di laut, harga ikan melonjak tinggi di pasaran. Ikan tongkol naik dari Rp 17 ribu per kilogram menjadi Rp 21 ribu per kilogram, ikan ekor kuning dari Rp 16 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogram, ikan kakap putih dari Rp 23 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Sebagian besar ikan tersebut adalah stok lama.

SUJATMIKO

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

10 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

13 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

13 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

18 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

24 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

27 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

28 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya