Pemerintah Dinilai Tak Serius Antisipasi Bencana

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 28 Desember 2012 03:55 WIB

Sejumlah rumah di lokasi rawan longsor di bantaran kali Cisadane di kawasan Pajajaran, Bogor. ANTARA/Paramayuda

TEMPO.CO , Bandung: Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, menilai pemerintah masih belum memberikan perhatian serius terhadap antisipasi potensi bencana. Banyak infrastruktur vital strategis misalnya, justru dibangun pemerintah di daerah rawan bencana.

Surono mencontohkan, pembangunan fasilitas olahraga di Hambalang serta jalan tol Semarang-Ungaran "Masih tanda kutip, memaksakan diri membangunnya di daerah rawan zona tinggi," kata Surono. "Bukan berarti tidak bisa dibangun, tapi biaya yang dikeluarkan akhirnya tidak sedikit."

PVMBG menyoroti, potensi bencana tertinggi akibat kejadian longsor tercatat berada di Maluku Tengah. Longsor yang terjadi pertengahan Juli 2012 menimbun tubuh sungai Way Ela di Desa Nagari Lima, Kecamatan Leyhitu. Urugan tanah longsor itu kini membentuk bendungan alam setinggi 140 meter dan menahan jutaan meter kubik air. "Ini buah simalakama. Kalau dibongkar banjir bandang, kalau dibiarkan berpotensi jebol," kata Surono. "Solusinya, pemerintah harus memperkkuat longsoran ini menjadi bendungan."

Catatan yang dikumpulkan PVMBG menyebutkan, bencana longsor tiap tahun jumlahnya naik-turun. Pada 2008 terjadi 139 kejadian bencana longsor menyebabkan 88 orang tewas. Pada 2009 terjadi 161 bencana longsor menyebabkan 659 orang tewas. Pada 2010 terjadi 199 bencana longsor 470 orang tewas. Dan pada 2011, ada 82 kejadian 128 orang korban tewas.

Lembaga itu juga mencatat, sepanjang tahun ini terjadi 5 gempa yang terhitung merusak. Pertama, gempa 8,5 skala Richter di Simeulue pada April 2012 menyebabkan tsunami kecil setinggi kurang dari 1 meter. Gempa 6,1 skala Richter di Sukabumi Jawa Barat pada 4 Juni 2012 menyebabkan ratusan rumah rusak ringan hingga berat. Gempa 6,2 Richter di Danau Lindu, Sigi Sulawesi Tengah pada 18 Agustus 2012 menyebabkan 5 orang tewas dan ratusan rumah rusak. Gempa 4,8 skala Richter di Bogor dan Sukabumi pada 9 September 2012 menyebabkan puluhan rumah rusak serta terakhir gempa 5,4 skala Richter di Lembata, Nusa Tenggara Timur memicu longsor yang menutup sejumlah ruas jalan.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

1 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

16 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

20 jam lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

1 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

4 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

6 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

7 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

7 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya