Walhi: Pemprov Riau Tidak Serius Tindak Pembakar Hutan

Reporter

Editor

Jumat, 2 Juli 2004 15:47 WIB

TEMPO Interaktif, Pekanbaru:Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau menilai Pemerintah Provinsi Riau tidak serius melakukan penindakan terhadap pelaku pencemaran lingkungan dan termasuk melindungi kawasan hutan di daerah ini. "Banyak indikasi ke arah pembenaran tudingan Walhi itu bahwa Pemerintah Riau tidak serius menindak pelaku dan termasuk melindungi kawasan hutan. Salah satu indikasinya adalah ketertutupan Pemprov Riau atas kasus pembakaran yang dilakukan PT Anderson Unido," ujar Direktur Eksekutif Walhi Riau, Rully Sumanda kepada Koran Tempo, Jumat (2/7).Rully memberi contoh adanya pernyataan yang simpang-siur tentang penangkapan Ade Silalahi, Direktur PT Anderson Unido itu. Pemprov Riau maupun tim satu atap pengendalian kebakaran hutan dan lahan dari Jakarta menyatakan pengusaha itu sudah ditangkap, Jumat (25/6), sementara kuasa hukum Ade Silalahi pada hari Selasa (29/6) justru membantah adanya penahanan.Kejelasan soal penangkapan itu juga semakin simpang-siur dan menjadi pertanyaan, karena penangkapan maupun pengambilan keterangan dari Ade Silalahi dilakukan tanpa melibatkan jajaran aparat Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan dilakukan di Jakarta."Walhi menilai Pemprov Riau sudah kehabisan akal untuk menangkis pertanyaan mengapa kasus pembakaran hutan/lahan di daerah ini terus terjadi setiap tahun sehingga merasa perlu mencari kambing hitam. Walhi menduga keterlibatan dan sistem permintaan keterangan dari pengsuaha yang dilakukan di Jakarta itu juga salah satu skenario Pemprov Riau," tegas Rully.Dia menjelaskan, meski tim satu atap punya hak memeriksa saksi pembakaran di Jakarta, namun untuk delik hukum pidana seharusnya pemeriksaan melibatkan aparat Polda Riau karena kejadiannnya berada di daerah kerja Polda Riau."Kalau Pemprov Riau belum juga sadar betapa pentingnya menekan pencemaran lingkungan mulai dari bebas dari pembakaran dan konversi, maka suatu saat hutan di Riau akan habis dan akan diikuti dengan munculnya bencana alam," kata Rully.Evalisa Siregar - Tempo News Room

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

10 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya