TEMPO.CO, Malang - Dinas Pendidikan Kota Malang menjatuhkan sanksi kepada Djarno Teguh Prasetyo, guru kelas 3 SD Negeri Tulusrejo 4, yang diduga melakukan kekerasan kepada siswanya. Teguh ditarik sebagai tenaga fungsional di Kantor Pendidikan Kota Malang. "Mulai hari ini dilarang mengajar," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Suwarjana, Jumat, 30 November 2012.
Dinas Pendidikan, katanya, mengeluarkan surat pembinaan. Selain itu, Teguh juga dievaluasi secara menyeluruh agar tak melakukan lagi cara-cara pengajaran yang menyakiti siswa. Menurut dia, cara Teguh dalam mengajar salah. "Guru dilarang berbuat kasar," ujarnya.
Sebelumnya, siswa kelas 3 SD Negeri Tulusrejo 4 bernama F, Y, P, N, dan I, ditampar dan dipukul Teguh. Sang guru dituding sering menampar dan memukul siswa dengan penggaris kayu. Atas aksinya, Kamis lalu, puluhan wali murid memprotes dan menuntut Teguh dimutasi.
"Hukumannya tak mendidik, justru menyebabkan trauma," kata seorang wali murid, Romli. Bersama puluhan wali murid lainnya mereka menyampaikan protes kepada kepala sekolah.
Teguh menemui wali murid. Ia mengakui menyobek buku serta memukul siswa dengan penggaris. Ia mengaku melakukan hal itu untuk memberikan pelajaran karena siswa nakal, bermain, dan mengobrol di kelas. "Kalau menampar tak pernah. Itu dibesar-besarkan," katanya.
Menurut dia, kenakalan siswa sudah di luar batas. Selama mengajar sejak 28 tahun lalu, Teguh mengaku tak ada siswa yang senakal keempat siswa itu. Teguh justru mempersilakan keempat siswa itu pindah ke sekolah lain. Kepala sekolah, katanya, segera menyiapkan surat pindah ke sekolah lain. Teguh mengaku siap mempertanggungjawabkan tindakannya, termasuk mendapatkan sanksi dari Dinas Pendidikan.
Teguh mengajar di SD Negeri Tulusrejo IV sejak lima bulan lalu. Sebelumnya, ia mengajar di SD Negeri Tunjungsekar selama empat tahun. Kedua sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
Kepala SD Negeri Tulusrejo IV, Mardiati, mengaku telah melaporkan persoalan ini kepada pengawas sekolah. Kini Dinas Pendidikan Kota Malang telah memprosesnya. Teguh juga berjanji tak akan mengulangi perbuatan serupa. "Tapi jika masih mengulangi itu di luar jangkauan saya," kata Mardiati.
Mardiati meminta maaf jika selama proses belajar terjadi kesalahan. Menurut dia, tak semua guru mengajar dengan cara kekerasan. Bahkan, seorang guru di antaranya mengukir prestasi menjadi juara ketiga dalam inovasi pembelajaran tingkat Kota Malang.
EKO WIDIANTO
Berita terkait
4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024
6 hari lalu
Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?
Baca SelengkapnyaPendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
24 hari lalu
PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka
29 hari lalu
Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaSamsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus
35 hari lalu
Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.
Baca SelengkapnyaSeleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK
48 hari lalu
Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.
Baca SelengkapnyaMau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?
58 hari lalu
Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS
Baca SelengkapnyaBeda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya
58 hari lalu
PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.
Baca SelengkapnyaMarak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah
58 hari lalu
Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.
Baca SelengkapnyaRespons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?
59 hari lalu
FSGI merespons program makan siang gratis dengan menyinggung teori Shang Yang. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaReaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS
59 hari lalu
Menurut FSGI, penggunaan dana Bos untuk makan siang gratis menunjukkan pemerintah gagal memahami tujuan kebijakan itu.
Baca Selengkapnya