Menteri Agama Suryadharma Ali pada acara sidang Itsbat penentuan bulan Ramadhan 1433 H di gedung Kementrian Agama, Jakarta, Kamis 19 Juli 2012. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai kurikulum baru, terutama yang berkaitan dengan pendidikan agama. Dua kementerian berencana mewajibkan pelajar menggunakan libur panjang seperti pergantian ajaran untuk belajar pendalaman agama.
"Bagi yang muslim misalnya dengan ikut pesantren kilat, bagi nonmuslim ikut pelatihan pendalaman agama,” kata Suryadharma, seusai menjadi pemimpin upacara di Hari Guru Nasional di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Sabtu, 24 November 2012.
Menurut Suryadharma, hal ini perlu dilaksanakan karena ia melihat adanya degradasi moral di tengah bangsa Indonesia. Ia mencermati degradasi ini terjadi karena agama kurang diterapkan di tengah kehidupan bermasyarakat. Itulah yang menyebabkan anak didik perlu penanaman agama sedari dini.
Sedangkan mengenai perubahan kurikulum 2013, ia yakin yang baru akan bertambah baik kualitasnya. Menurut ia, ahli-ahli pendidikan tidak akan gegabah dalam menyusun kurikulum. Ia juga berharap jam mata pelajaran agama akan ditambah. “Harapan saya, bertambahnya jam mata pelajaran agama,” kata Suryadharma.
Kurikulum baru akan diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014. Sejumlah mata pelajaran dihapuskan di sekolah dasar seperti IPA dan IPS. Mata pelajaran anak SD berubah dari sepuluh menjadi enam, sedangkan sekolah menengah pertama dari 12 menjadi sepuluh. Pengurangan ini malah disertai dengan penambahan jam mata pelajaran.
Suryadharma mengatakan pengurangan mata pelajaran ini juga akan berlaku di madrasah ibtidaiah setingkat sekolah dasar dan madrasah tsanawiah setingkat sekolah menengah pertama. Prinsipnya, kata Menteri, pendidikan madrasah mengikuti sekolah umum. “Bedanya hanya porsi agamanya lebih besar,” kata Suryadharma.