TEMPO Interaktif, Jakarta: Sedikitnya 200 sopir bus kota yang tergabung dalam Serikat Buruh Transportasi dan angkutan kota Palembang, Senin (28/6), melakukan aksi demontrasi di gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Mereka meminta perhatian pemerintah dan Dewan untuk menertibkan pungutan-pungutan liar sepanjang trayek bus kota yang mereka lalui. Mereka juga meminta pihak pemerintah mengembalikan trayek lama mereka di kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya-Palembang dan mengambil penumpang di Pasar Cinde. Sopir dan kernet dari ratusan bus kota ini didampingi oleh elemen mahasiswa yang merupakan konsumen para sopir. Menurut Ujang, salah satu sopir, mengatakan, mereka sudah tidak tahan lagi dengan pungutan-pungutan liar yang diambil oleh oknum di sepanjang jalan trayek yang besarnya kira-kira Rp 500 sampai 2.000 dengan berbagai alasan, baik itu uang jalur, uang antrian, atau uang trayek. Parahnya, menurut Ujang, pungutan itu diketahui oleh aparat namun tidak diambil tindakan.Mad Rani, sopir yang lain mereka terpaksa memberikan uang itu jika tidak, mereka diancam oleh para oknum-oknum preman tersebut. Selain itu, mereka juga meminta trayek Unsri Indralaya-Palembang untuk dikembalikan dan bisa mengambil angkutan mahasiswa di Pasar Cinde. Sebab, sejak diberlakukan peraturan baru, mereka tidak bisa mengambil penumpang tersebut. Padahal disitulah para mahasiswa menunggu. Rencananya para sopir ini akan berunjuk rasa ke Polda Sumatera Selatan. Namun pihak aparat kepolisian mengarahkan mereka ke Gedung DPRD Sumatera Selatan. Alasannya, persolannya masih bisa diselesaikan oleh Dewan.Arief Ardiansyah - Tempo News Room