TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tertarik mencalonkan pendangdut Rhoma Irama sebagai presiden pada Pemilu 2014 mendatang dianggap tidak yakin dengan figur-figur internal yang mereka miliki. Pencalonan Rhoma Irama dari PPP dinilai sebagai usaha untuk mengangkat nama PPP pada ajang pemilihan umum.
"PPP tidak yakin dengan figur internal partai sehingga mereka menarik tokoh dari luar, “ kata Adji Alfaraby, peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Senin, 12 November 2012. Ia mengatakan Rhoma yang dikenal sebagai figur dianggap mampu mendongkrak suara PPP pada Pemilu 2014 mendatang.
Bukan hanya PPP, menurut Adji, dari survei yang dilakukan LSI di partai-partai Islam menunjukkan belum ada tokoh yang menonjol untuk dicalonkan sebagai presiden pada Pemilu 2014 mendatang.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal PPP, Romahurmuzy, mengatakan partainya tertarik mencalonkan Rhoma Irama sebagai presiden pada Pemilu 2014. "Nanti kami masukkan nama Rhoma pada survei untuk menakar elektabilitasnya," ujarnya.
Menurut Romahurmuzy, ada empat syarat yang diperlukan seseorang untuk menjadi calon presiden. Syaratnya adalah popularitas, likeability, kepantasan, dan elektabilitas. "Syarat-syarat itu harus dibangun juga, baru nanti bicara peluang," kata dia.
Sementara itu, Rhoma Irama membuka diri untuk dicalonkan sebagai presiden karena prihatin dengan situasi bangsa. "Saya merasa kali ini ada panggilan dalam diri saya," kata Rhoma.