TEMPO Interaktif, Jombang:Meskipun Muhtamar Nahdlatul Ulama (NU) masih cukup lama digelar, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah mengeluarkan pernyataan tentang nama yang pantas dan layak menggantikan Hasyim Muzadi sebagai Ketua Tanfidziah NU. Pernyataan itu disampaikan Gus Dur saat memberikan ceramah di hadapan ratusan ulama muda dalam forum Silaturrahmi Kyai Muda Pesantren Se-Jawa dengan KH Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Madratasul Qur'an, Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur, Rabu (23/6)."Melihat situasi seperti ini sudah waktunya kita mencari dengan serius siapa yang layak menjadi Ketua Tanfidziah PBNU mendatang. Sudah waktunya kita melakukan pembersihan di tubuh NU agar kembali ke khitah yang semestinya. Tentunya yang harus melakukan adalah kita semua dengan tulus," kata Gus Dur.Menurut Gus Dur, ada dua nama yang layak menduduki jabatan Ketua Tanfidziah PBNU, yaitu Profesor Cecep Syarifuddin dari Bogor, Jawa Barat, dan Manarul Hidayat (Wakil Khotib Syuriah PBNU) dari Garut, Jawa Barat. Sementara yang pantas menduduki jabatan Rois A'am dan Wakil Rois A'am adalah KH Sahal Mahfudz (Ponpes Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah) dan KH Ilyas Ruchiyat (Ponpes Cipasung, Jawa Barat)."Profesor Cecep itu orang pandai dan sangat paham soal agama Islam. Sedangkan Manarul Hidayat orangnya sederhana dan sangat memiliki jiwa yang baik. Kedua-duanya memiliki kepedulian tinggi terhadap umat," kata Gus Dur.Menurutnya, saat ini dia tidak sedang memusuhi Hasyim Muzadi selaku Ketua Tanfidziah PBNU. Namun Gus Dur mengakui bahwa banyak hal yang membuat dia kini tidak percaya lagi terhadap pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang itu. Sosok Hasyim Muzadi dinilainya kerap berbuat curang dan suka korupsi. Gus Dur membuktikan ketidakjelasan dana bantuan luar negeri sebesar Rp 17 miliar untuk PBNU yang hingga kini tidak jelas dilarikan ke mana.Dwidjo U. Maksum - Tempo News Room