TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Suhardi Alius tak bisa memastikan sejak kapan kelompok 'teroris' Harakah SUnni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI) terbentuk. Namun polisi memperkirakan kelompok ini dibentuk sejak lama menilik bom aktif yang siap ledak di tempat tinggal para tersangka.
"Masih didalami, kita akan tanya pada Abu Hanifa yang adalah pimpinan kelompok ini, sepertinya sudah lama," kata Suhardi Alius dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu, 27 Oktober 2012.
Ia menyatakan, dari beberapa barang bukti, polisi menyimpulkan sementara kelompok radikal ini sudah mempersiapkan aksinya sejak lama. Dasarnya sasaran peledakan bom yang sudah dipersiapkan. Polisi belum memiliki petunjuk dan informasi cikal bakal dan kaitan kelompok baru ini dengan jaringan lama teroris.
Beberapa petunjuk kaitan, menurut Suhardi adalah keberadaan Abu Hanifa di Solo yang mungkin saja kenal atau berkaitan dengan beberapa kelompok teroris yang juga berdomisili di sana.
Penemuan bom rakitan dan buku panduan merakit bom, juga sedikit mengarah pada kaitan dengan kelompok teroris lain. Meski belum pasti, Suhardi menilai bentuk bom kelompok Hasmi mirip dengan kelompok teroris Tambora dan Beji. "Masih banyak kelompok-kelompok seperti ini, kemampuannya sama, kita masih mendalami semua," kata Suhardi.
Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri sejak 26 Oktober 2012 hingga hari ini menangkap 11 tersangka teroris di empat wilayah yaitu Madiun, Solo, Jakarta, dan Bogor. Polisi menyebutkan kelompok ini mengincar empat lokasi yaitu kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 yang berada dekat Kedutaan Besar Australia dan PT Freeport, serta Markas Komando Brigadir Mobil Jawa Tengah di Serondon.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler
Siapa Pemilik Bengkel yang Digrebek Densus 88?
Densus 88 Juga Grebek Bengkel Kompor Gas di Solo
Empat Terduga Teroris Dibawa ke Mabes Polri
Empat Terduga Teroris Tidak Terkait Sudirman
Rumah yang Digerebek Kerap Jadi Tempat Pengajian
Berita terkait
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015
30 Juni 2022
Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup
Baca SelengkapnyaPengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun
10 Februari 2022
Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang
Baca SelengkapnyaPrancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan
8 September 2021
Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.
Baca SelengkapnyaTeror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi
20 Juni 2017
Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.
Baca SelengkapnyaTeror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame
7 Juni 2017
Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah
Baca SelengkapnyaTeror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame
7 Juni 2017
Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.
Baca SelengkapnyaPengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya
12 Oktober 2016
Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.
Baca SelengkapnyaPrancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor
1 Agustus 2016
Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi
28 Juli 2016
Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.
Baca SelengkapnyaJK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil
16 Juli 2016
Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.
Baca Selengkapnya