Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi (ka-ki) Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menko Kesra Agung Laksono memberikan keterangan pers di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, (2/7). Kepala Negara akan bertolak menuju Darwin, Australia. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal kisruh yang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian RI.
Namun sebelum menjabarkan solusi untuk menengahi perseteruan dua lembaga hukum itu, Presiden SBY menyampaikan alasan mengapa ia baru muncul untuk menyelesaikan persoalan ini.
"Ini (masalah) yang sangat sensitif dan saya tidak ingin masuk ke ranah KPK," kata Presiden SBY dalam pidato di Istana Negara, Senin 8 Oktober 2012.
Menurut dia, kehati-hatian itu disebabkan karena KPK bukanlah lembaga negara yang berada di bawah presiden. "KPK adalah lembaga independen," ujar SBY.
Lima pimpinan KPK, lanjut Ydhoyono, dipilih oleh DPR dan diseleksi melalui tim independen. "Saya tidak ingin ada salah persepsi," lanjut dia.
Presiden SBY mencontohkan, lima tahun lalu ia menggelar rapat koordinasi pemberantasan korupsi dan mengajak KPK untuk ikut di dalamnya. Namun langkah yang diambil SBY dianggap keliru karena dinilai memasuki wilayah hukum yang bukan menjadi otoritasnya.