Nasib UU KPK Ditentukan di Paripurna  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 5 Oktober 2012 08:12 WIB

Suasana sidang paripurna terkait laporan kinerja 2011-2012 dan ulang tahun ke-67 DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso sepakat bahwa revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dicabut dari Program Legislasi Nasional. Namun, menurut dia, revisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan payung hukum bagi permasalahan KPK, seperti penyidik independen.

"Kalau memang ada desakan seperti itu, saya kira nanti tergantung kesepakatan antara fraksi-fraksi di paripurna dan pemerintah," ujarnya di kompleks parlemen Senayan, Kamis, 4 Oktober 2012.

Sebelumnya, tiga fraksi menyatakan sudah memberikan surat permohonan kepada pimpinan DPR untuk menghentikan pembahasan revisi Undang-Undang KPK. Fraksi itu adalah PPP, PKS, dan Demokrat. Sementara Fraksi PDI Perjuangan mengatakan tetap pada keputusan semula: menolak revisi ini.

Pembahasan revisi itu sudah masuk tahap harmonisasi dan sinkronisasi di Badan Legislatif DPR. Di Baleg, sejumlah anggota mendesak agar Komisi Hukum sebagai pengusul menarik draf ini. Alasannya, Baleg tak ingin hanya menjadi lembaga stempel undang-undang bermasalah ini.

Draf dari Komisi Hukum memang mengandung sejumlah masalah. Komisi Hukum, misalnya, mengusulkan agar kewenangan KPK dipangkas, terutama soal penuntutan dan penyadapan. Komisi Hukum juga meminta agar pengawasan KPK diperketat dengan pembentukan Dewan Pengawas KPK.

Menurut Priyo, pimpinan DPR akan menengahi konflik antara Badan Legislasi dan Komisi Hukum. Dia mengatakan, masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin. "Kalau mereka buntu, akan saya jembatani. Kedua belah pihak akan saya fasilitasi ketemu, tapi sebenarnya mereka bisa menyelesaikannya," kata politikus Golkar ini.

Soal polemik pelemahan KPK, Priyo membantahnya. Menurut dia, apa yang tertera dalam draf revisi belum tentu akan seperti itu pada akhirnya. Dia pun tak menyalahkan jika banyak partai lantas berbalik badan karena tekanan publik yang kuat.

"Soal kemudian muncul dalam prosesnya ada substansi yang debatable, padahal tidak ada desain melemahkan itu. Yang ada memperjelas dan mempertegas substansi seperti penyidik dan kemudian timbul desakan publik yang kuat, termasuk balik badan, itu sah," kata Priyo.

Dia menegaskan, pimpinan DPR siap menampung aspirasi partai-partai yang menarik dukungan. Solusinya akan ditentukan dalam rapat paripurna. "Nanti akan dicari solusi apa ditarik di paripurna, pending, atau dihentikan," kata Priyo.

Ketua Badan Legislasi DPR Achmad Dimiyati Natakusumah juga meminta agar ketua fraksi tak hanya menyurati pimpinan DPR. Menurut dia, pimpinan fraksi seharusnya menugaskan anggotanya di Badan Legislasi dan Komisi Hukum untuk menghentikan pembahasan ini. "Kalau memang mau dihentikan, perintahkan juga anggotanya di Badan Legislasi untuk tidak membahas," katanya.

Dia juga menyambut baik usulan agar revisi undang-undang ini dicabut di paripurna. Bahkan dia bertekad tak akan meloloskan draf ini dari Badan Legislasi jika draf belum diubah. "Dalam kepemimpinan saya, tidak akan ada draf yang isinya melukai rasa keadilan masyarakat. Saya bisa pastikan itu," katanya.

FEBRIYAN

Terpopuler:

Jokowi Juga Populer di Malaysia

Revisi UU KPK, Partai-partai Balik Badan

Jumat Keramat, Abraham Tunggu Surat Penahanan Djoko

Kronologi Kereta Anjlok di Stasiun Cilebut

Dikatakan Terima Duit, Angie Berusaha Berkelit

Berita terkait

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

55 menit lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

7 jam lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

8 jam lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

9 jam lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Penggeledahan di Sekretariat Jenderal DPR RI, KPK: Kumpulkan Alat Bukti

13 jam lalu

Penggeledahan di Sekretariat Jenderal DPR RI, KPK: Kumpulkan Alat Bukti

Sebelum penggeledahan ini, KPK mencegah Sekjen DPR RI Indra Iskandar dan enam orang lainnya bepergian ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

13 jam lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

KPK Bawa Koper Hitam dan Merah dalam Penggeledahan di Kantor Setjen DPR

14 jam lalu

KPK Bawa Koper Hitam dan Merah dalam Penggeledahan di Kantor Setjen DPR

Penyidik KPK yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan penggeledahan di kompleks DPR hari ini dilaksanakan dua satgas

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Kantor Setjen DPR, Polisi Berjaga-jaga di Beranda

17 jam lalu

KPK Geledah Kantor Setjen DPR, Polisi Berjaga-jaga di Beranda

Terlihat belasan polisi bersenjata berjaga di beranda Kantor Setjen DPR yang sedang digeledah tim penyidik KPK.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Kantor Setjen DPR

18 jam lalu

KPK Geledah Kantor Setjen DPR

Sebelumnya, KPK sedang menyidik dugaan korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

21 jam lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya