Taman Nasional Berbak Jambi Terbakar  

Reporter

Jumat, 28 September 2012 13:23 WIB

REUTERS/Andreas Sarwono

TEMPO.CO, Jambi - Kawasan hutan Taman Nasional Berbak (TNB) terbakar. Namun, belum diketahui secara pasti luas taman nasional yang terbentang di dua kabupaten, yaitu Muarojambi dan Tanjungjabung Timur, Jambi, yang telah habis dilalap si jago merah.

"Kami belum tahu secara pasti berapa luas kawasan yang sudah terbakar itu," kata Kepala Seksi Wilayah III Balai Taman Nasional, Berbak Farid, kepada Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Farid, kebakaran lahan TNB ini diakibatkan ulah warga yang membuka lahan perkebunan dengan cara membakar sehingga apinya menjalar ke kawasan taman nasional. Warga yang membuka lahan lokasi berdekatan dengan TNB sudah berlangsung sejak Agustus 2012.

Pembukaan lahan oleh warga dengan cara membakar itu diperkirakan mencapai 70 hektare. Petugas taman dibantu warga dan aparat Kepolisian Daerah Jambi hingga kini masih terus berupaya memadamkan api. "Apinya sejak Ahad, 24 September 2012, mulai menjalar ke dalam kawasan TNB," ujarnya.

Juru bicara Polda Jambi, Ajun Komisaris Besar Almansyah, mengakui jika telah mengirimkan beberapa orang personel untuk membantu petugas TNB melakukan pemadaman api di kawasan TNB.

Api diduga berasal dari percikan dari ulah warga yang membuka lahan dengan cara membakar, tepatnya sekitar Desa Aur, Kecamatan Kumpehilir, Kabupaten Muarojambi.

Luas TNB Jambi sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 258/Kpts-II/1992 adalah seluas 162.700 Ha dimana Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa gambut terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia.

Jenis tumbuhan yang ada di taman nasional ini meliputi meranti (Shorea sp) dan berbagai macam jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias tergolong langka dengan jenis daun payung (Johanesteijmannia altifrons) serta jenis yang baru ditemukan, Lepidonia kingii (Lorantaceae) berbunga besar dengan warna merah dan ungu.

Taman Nasional Bernak juga merupakan habitat badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis burung seperti kuntul cina (Egretta eulophotus), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), semua jenis udang (Alcedinidae spp), bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan tuntong (Batagur baska).

Taman Nasional Berbak sudah beberapa kali mengalami kebakaran. Yang terparah sekitar tahun 200. Ratusan hektare kawasan hutannya hangus dilalap si jago merah.

SYAIPUL BAKHORI



Berita Lainnya:
Hartati Murdaya Akui Isi Penyadapan KPK
Makanan Kaya Antioksidan Anti Serangan Jantung
Indonesia Rawan 5 Penyakit Tropis
Barcelona Terancam Diboikot di Palestina
40 Warga Indonesia Mendapat Beasiswa ke India

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

41 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

42 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

43 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

47 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya