Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta- Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal Hartind Asrin, membantah telah mengancam wartawan The Jakarta Post yang menulis berita pernikahan Menteri Purnomo Yusgiantoro dan penyanyi keroncong Sundari Sukotjo. "Engak ada. Semua sudah diselesaikan dengan baik," kata Hartind ketika dihubungi Tempo, Selasa, 25 September 2012.
Hartind mengakui Bagus Saragih, wartawan tersebut, sempat dipanggil ke Kementerian Pertahanan pada 21 September lalu. "Untuk memberikan konfirmasi bantahan atas berita yang dibuat," ujar Hartind.
Pembicaraan pun, kata dia, berjalan dengan baik. "Bahkan Pak Purnomo memanggil dia (Bagus) sebagai 'anak saya'," kata Hartind. Permasalahan itu pun dianggap selesai dengan jaminan pemuatan bantahan atas berita tersebut dalam bentuk hak jawab pada 22 September 2012. Hartind pun mengaku tak mempermasalahkan lagi urusan tersebut setelah hak jawab yang diinginkan terbit.
Sebelumnya, tersiar kabar seorang wartawan harian The Jakarta Post mengaku diancam ditembak oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Hartind beserta seorang pejabat lainnya. Ancaman tersebut terjadi akibat tulisan gosip pernikahan Purnomo dengan penyanyi keroncong Sundari Sukotjo.
Hartind juga sempat memanggil pemilik tabloid yang pertama kali membuat berita pernikahan Purnomo dengan Sundari Sukotjo. "Itu juga sudah selesai dengan permintaan maaf dari pemilik tabloid," ujarnya.
Staf Ahli Bidang Keamanan Menteri Pertahanan ini menduga ada kesalahpahaman terkait munculnya isu ancaman itu. "Waktu itu kami juga sempat cerita rencana latihan menembak bersama wartawan pada 25 September ini," kata Hartind.
Dia mengaku heran saat isu dirinya mengancam wartawan kemudian merebak. "Biarlah yang mengembangkan isu nantinya bertanggung-jawab di hadapan hukum," ujar Hartind.
Purnomo Yusgiantoro: RI Butuh Badan Pengelola Hulu Migas Independen Berdasar UU
5 Juni 2021
Purnomo Yusgiantoro: RI Butuh Badan Pengelola Hulu Migas Independen Berdasar UU
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro menilai Indonesia masih membutuhkan migas untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan.