TEMPO.CO , Purwokerto - Bak Spiderman yang merayap di tebing gedung kota, Sakim, 37 tahun, nampak begitu meyakinkan mendaki bukit kapur di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Minggu 23 September 2012. Tangannya yang keras, terlihat begitu terampil menggenggam tali untuk memanjat.
Tebing setinggi 60 meter itu, ia panjat hanya dengan seutas tali. Tali berwarna biru itu ia lilitkan di pinggangnya. "Talinya cukup kuat kok," ujar Sakim sebelum memanjat.
Ia merupakan satu dari ribuan penduduk Darmakradenan yang bekerja sebagai penambang batu kapur. Penduduk desa itu sendiri mencapai 8.000 jiwa.
Sebagai penambang batu kapur, Sakim dan sejawatnya harus berjudi dengan malaikat maut. "Beberapa teman saya ada yang jatuh dari tebing itu," ujar Sakim sambil menunjuk suatu bukit yang tak jauh dari tempatnya. Kalau Sakim sendiri, "Amit-amit deh kalau sampai jatuh," selorohnya miris.
Untuk menggali tebing kapur yang keras, Sakim hanya mengandalkan linggis. Kadang-kadang, ia menggunakan dinamit dengan daya ledak rendah untuk menghancurkan tebing. Semua ia kerjakan sendiri.
Penghasilan penambang kapur ternyata tak sebanding dengan bahaya yang diterima. Untuk satu truk kapur, Sakim hanya mendapatkan Rp 30 ribu. Ia biasa mengumpulkan satu truk kapur dalam waktu tiga hari. Uang tersebut pun tak ia bawa pulang sendiri. Ia menyisihkan Rp 10 ribu untuk pemilik tebing.
Madsaid, 51 tahun, penambang lainnya mengaku pernah jatuh dari tebing. "Saya bersyukur hanya luka ringan," katanya.
Meski bekerja penuh resiko, baik Sakim maupun Madsaid mengatakan tak punya pilihan pekerjaan lain. Untuk menambah penghasilan, kadang-kadang mereka menanam palawija di lahan perkebunan kakao milik PT. Rumpun Sari Antan. "Masalahnya kalau ada kakao hilang, kami takut dituduh mencurik seperti Mbok Minah," ujar Madsaid.
Sambil menghisap rokok yang dilintingnya sendiri, Madsaid berkisah tentang kegalauan masa depannya. Ia mendengar, tak berapa lama lagi, hamparan bukit putih kapur yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya akan berubah menjadi pabrik semen.
Mengingat usianya, ia ragu, tenaganya akan dipakai oleh perusahaan semen itu. Jika tak dipakai lagi Madsaid mengaku tak tahu akan bekerja apa lagi.
Direktur Utama Sinar Tambang Arthalestari, Suwadi Bing Adi mengatakan, perusahaannya akan menginvestasikan uang senilai Rp 2,3 triliun untuk membangun pabrik semen di tempat itu. "Pabrik ini akan berada di wilayah Kecamatan Ajibarang dan Kecamatan Gumelar," katanya.
Suwadi mengatakan, untuk mendirikan pabrik berikut areal penambangannya, perusahannya membutuhkan areal seluas 360 hektare. Wilayahnya, mencakup belasan desa di wilayah Kecamatan Ajibarang dan Gumelar.
Menurut dia, dalam rencana tersebut, mereka sudah mulai melakukan proses pembelian lahan warga setempat yang akan digunakan sebagai areal pabrik dan areal penambangan. Saat ini, luas lahan yang dibebaskan sudah sekitar 34 hektare.
Ia berjanji, jika perusahaannya sudah berdiri, tenaga kerja akan diprioritaskan berasal dari warga setempat. Menyangkut jaminan kondisi lingkungan di lokasi pabrik dan penambangan, dia menjamin masalah ini akan sangat diperhatikan. Bahkan mengenai kekhawatiran sebaran debu akibat proses operasional pabrik semen, dia menyatakan akan ditekan seminimal mungkin.
Berdasarkan data Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL dan RPL) pendirian pabrik semen, pabrik tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi sebanyak 2,5 juta ton per hari. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap, mencapai 318 karyawan teknis. Rencananya, semen produksi pabrik semen di Banyumas ini akan diberi nama Panasia Cement.
ARIS ANDRIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Ditanya Soal Kemenangan Jokowi, Rhoma Bungkam
Jokowi Tak Mau Dikawal, Polisi Memaklumi
Presiden ''Termiskin'' Sumbang 90 Persen Gajinya
Crop Circle Ditemukan 25 Meter di Bawah Laut
KPK Siap Proses Dugaan Gratifikasi untuk Jokowi
Sidak Denny Indrayana di LP Banjarmasin Ricuh
Presiden SBY: Selamat Buat Jokowi
Berita terkait
Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat
5 jam lalu
Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.
Baca SelengkapnyaLPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan
3 hari lalu
Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir
6 hari lalu
Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/
Baca Selengkapnya10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah
8 hari lalu
Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.
Baca SelengkapnyaJATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya
24 hari lalu
Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaKorupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun
25 hari lalu
Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.
Baca SelengkapnyaRamai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya
25 hari lalu
Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.
Baca SelengkapnyaKasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran
26 hari lalu
Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi
Baca SelengkapnyaIstana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil
27 hari lalu
Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.
Baca SelengkapnyaSengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah
27 hari lalu
PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.
Baca Selengkapnya