Kapal nelayan bersiap menuju pantai usai menangkap ikan di perairan antara Pulau Weh (Sabang) dengan perairan Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (4/8). ANTARA/Ampelsa
TEMPO.CO, Medan - Ratusan kapal nelayan tradisional Belawan, Sumatera Utara, yang biasanya mencari ikan di perairan Selat Malaka tidak melaut akibat cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi.
Lantaran berhenti melaut, pasokan ikan ke terminal Pelabuhan Nusantara Gabion Belawan menurun sehingga harga ikan diperkirakan mengalami kenaikan. Menurut seorang nelayan, Amat Rukun, sejak kemarin malam dia dan ratusan nelayan yang menggunakan kapal dibawah 10 gross ton memilih tidak melaut.
"Cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Belawan jika malam datang. Karena alat navigasi kapal seadanya, kami tidak berani melaut," kata Amat, Ahad 23 September 2012.
Akibatnya, pasokan ikan di Dermaga Perikanan Gabion berkurang hingga 25 persen. "Ratusan kapal-kapal kecil yang berhenti melaut ini mampu memasok 25 persen ikan ke Gabion." kata Amat yang juga pengurus Komite Nelayan Tradisional Belawan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Maritim Belawan menyatakan badai Siklon Tropis Jelawat 965 HPA di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina membuat cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Selat Malaka termasuk di perairan Belawan.
"Siklon tropis itu kami perkirakan bertahan 2 hingga 3 hari mendatang," kata Riki, staf BMKG Maritim. Gelombang laut pada malam hari, lanjut dia, bisa setinggi 1 sampai 2 meter di Belawan dan 2 hingga 3 meter di Selat Malaka bagian utara.
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
14 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.