TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan tempat pelatihan teroris di Sentul tidak akan berakhir seperti Guantanamo Bay. Guantanamo Bay adalah kompleks penjara militer milik Amerika di Kuba yang digunakan untuk menahan teroris.
"Tempat pelatihan teroris itu lebih seperti tempat rehabilitasi. Ini bukan Guantanamo," ujar Sjafrie saat ditemui di Kementerian Keuangan, Rabu, 12 September 2012.
Berbeda dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)Ansyaad Mbai, Sjafrie mengatakan tempat pelatihan teroris itu secara konsep tidak jauh berbeda dengan tempat de-radikalisasi ulama. "Saya kira sama dengan tempat de-radikalisasi ya,” katanya.
Namun Sjafrie mengaku tidak berapa anggaran yang disiapkan pemerintah untuk mengembangkan tempat pelatihan tersebut.
Kepala BNPT, Ansyaad Mbai, sebelumnya mengatakan saat ini sedang dibangun pusat pelatihan teroris berdasarkan anggaran pendapatan belanja negara 2012. Adapun tempat itu dibangun di wilayah Sentul.
"Anggaran belanja modal (dari APBN) itu kita rencanakan akhir tahun baru terealisasi. Wujudnya proyek di Sentul, pusat pelatihan teroris," ujar Ansyaad saat ditemui di Kementerian Keuangan.
Ansyaad menjelaskan tempat pelatihan itu bukanlah tempat untuk melatih seseorang menjadi teroris. Sebaliknya, tempat pelatihan itu akan digunakan untuk membina teroris agar keluar dari "profesinya".
Ansyaad menambahkan, tempat pelatihan teroris tersebut akan dilengkapi dengan instruktur yang bergerak di bidang penanggulangan teroris. Adapun rencana jumlah teroris yang akan dibina adalah 200 orang. "Jumlah teroris di penjara sekarang ada kurang lebih 200 orang," ungkapnya.
ISTMAN MP
Baca pula:
Terorisme di Indonesia
Inilah Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia 2012
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''
Afridi Dipaksa Makan Bak Anjing di Penjara
Berobat, Dahlan Iskan Tertahan di Singapura
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya