DPR Desak MUI Jawa Timur Cabut Fatwa Sesat Syiah

Reporter

Senin, 3 September 2012 17:58 WIB

Kapolri Jendral Timur Pradopo (tengah) bersama anggota Komisi III Ahmad Yani (kiri depan), sebelum mengikuti rapat kerja dengan Komisi III, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (3/9). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat meminta tak ada lagi stigmatisasi tehadap masyarakat masyarakat muslim Syiah, Sampang. Alasannya, konflik horizontal yang terjadi di Sampang bukanlah konflik agama. "Syiah bukanlah masalah utama di Sampang," ujar anggota Komisi Hukum dari Golkar, Nudirman Munir, usai rapat kerja dengan Kepala Polri di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 3 September 2012.

Menurut Nudirman, untuk mengembalikan rasa aman masyarakat, Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur diminta mendudukkan masalah Sampang dalam konteks konflik antarkelompok. "Tidak boleh ada stigma bahwa Syiah itu sesat." Ajaran Syiah sendiri kata dia sudah berkembang lama di nusantara dan bisa hidup berdampingan dengan penganut Sunni.

Nudirman meminta MUI Jawa Timur segera merevisi keputusan yang dinilai merugikan kelompok minoritas itu. Hal ini diperlukan agar tidak ada lagi tindakan yang mengatasnamakan pertikaian Syiah dan Sunni di Madura "Mereka (penganut Syiah) tidak bersalah, tidak perlu dimusuhi."

Anggota Komisi Hukum dari Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani, sependapat dengan Nudirman Munir. MUI Jawa Timur kata Yani, harus segera merevisi keputusan yang kontroversial itu. Jika tidak, maka MUI pusat diminta segera bertindak meluruskan keputusan MUI Jawa Timur ini. "MUI Pusat bisa mengeluarkan keputusan yang mencabut putusan MUI Jawa Timur."

Menurut politikus yang berlatar pengacara ini, tokoh masyarakat dan ulama harus melihat lebih jernih ihwal masalah utama bentrok Sampang. Dia berharap penyelesaian konflik Sampang tidak meluas pada isu yang menyesatkan. Sama dengan Nudirman, dia menilai selama ini penganut Sunni dan Syiah di nusantara telah hidup berdampingan sejak lama.

Ketua Komisi Hukum Gede Pasek Suardika menolak berkomentar soal perbedaan aliran ini. Dia hanya menekankan agar penegak hukum dan pemerintah bisa memberikan keadilan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Sampang. Terutama bagi kelompok Syiah yang kini masih tinggal di permukiman.

Kerusuhan di Sampang kembali meletup pada Ahad, 26 Agustus lalu. Dua ratusan warga menyerang dan membakar pemukiman kelompok minoritas Syiah Sampang. Peristiwa sejenih pernah terjadi pada Desember 2011 lalu. Namun, kepolisian memastikan kerusuhan tidak dilatari perbedaan aliran kepercayaan antara muslim Sunni dan Syiah di sana. Kerusuhan pecah karena perbedaan pendapat biasa antara dua kelompok.

IRA GUSLINA SUFA

Berita lain:
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)

Pengungsi Syiah Sampang, Madura, Terserang Tomcat

Tabuik, Warisan Syiah tanpa Syiah

Kang Jalal pun Diancam Mati

Kang Jalal Tak Setuju Relokasi Warga Syiah, Madura

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya