Mabes Polri : Motif Teror Solo Balas Dendam  

Senin, 3 September 2012 12:56 WIB

Jenderal Timur Pradopo. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan serangkaian aksi teror di Solo disebabkan balas dendam. Kesimpulan ini diperoleh dari surat yang diamankan polisi dari tas pinggang yang dipakai Farhan, 19 tahun, teroris yang tewas dalam penyergapan.

"Terungkap dalam surat itu bahwa mereka balas dendam," kata Boy sebelum Rapat Kerja dengan Komisi Hukum di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 3 September 2012.

Boy mengatakan, dalam surat yang ditemukan polisi, para teroris menjelaskan ingin membalas dendam karena kecewa dengan penangkapan beberapa tokoh jaringan mereka. Menurut Boy, dalam jaringan terorisme, balas dendam kepada anggota polisi dilambangkan dengan sandi main bola. "Kalau pengantin itu untuk sandi bom bunuh diri, tapi kalau main bola itu ingin melakukan penyerangan dengan petugas."

Dalam surat itu, Mabes juga menyimpulkan kelompok yang ditangkap berjuang membentuk negara syariah Islam di Indonesia. Namun, Boy belum bisa memastikan apakah kelompok ini terkait dengan kelompok Jamaah Islamiyah. "Kami belum melihat keterlibatan mereka dari peristiwa sebelumnya, tapi di antara mereka memang memiliki keterkaitan emosional yang cukup erat dengan jaringan yang sebelumnya."

Dari pemeriksaan pada sejumlah saksi, kepolisian menyimpulkan rentetan penyerangan di Solo merupakan aksi terencana. Hal ini terlihat dari pemilihan tanggal penyerangan yang dilakukan. Penyerangan tanggal 17 Agustus itu berkaitan dengan peringatan Hari Proklamasi.

Jumat malam lalu, Detasemen Khusus Antiteror 88 menyergap tiga terduga pelaku teror. Penyergapan ini berkaitan dengan rangkaian penyerangan terhadap tiga pos polisi yang menyebabkan tewasnya Ajun Inspektur Dua Dwi Data Subekti. Dalam aksi itu, dua teroris, Farhan dan Mukhsin, 19 tahun, tewas dalam baku tembak di Jalan Veteran, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo. Sedangkan Bayu (24) ditangkap di kediaman mertuanya Wiji Siswo Suwito.

Menurut Boy, selain mengamankan surat dari Farhan, polisi juga mengamankan sejumlah senjata, di antaranya tiga buah magasin, hollow point 9 milimeter dan 3 milimeter. Senjata-senjata ini diduga berasal dari Filipina.

IRA GUSLINA SUFA

Berita Terpopuler:

Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia

Kang Jalal pun Diancam Mati

Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?

Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?

Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN

Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)

Berapa Populasi Syiah di Indonesia

Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga

Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)

Terus Diancam, Syiah, Madura, Tak akan Diam Terus

Berita terkait

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

4 jam lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

15 jam lalu

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

Asumsi harga pasaran setiap benih lobster antara Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu.

Baca Selengkapnya

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

1 hari lalu

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

Bencana alam banjir bandang di Sumatera Barat menyebabkan sejumlah jalan nasional terputus. Masyarakat diminta lewat jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

1 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz membantah tudingan KKB yang menyatakan pemerintah Indonesia menutup akses lembaga HAM ke Papua.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

1 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengakui banyak menangani kasus anggota TNI-Polri yang berjual-beli amunisi dengan TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

1 hari lalu

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

Seperti halnya di AS yang punya layanan darurat 911, Pemerintah Indonesia juga punya nomor yang bisa dihubungi untuk mendapat bantuan saat kecelakaan.

Baca Selengkapnya

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

3 hari lalu

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

Kompolnas mengapresiasi berbagai inovasi baru yang dibuat Polri untuk pelayanan kepada masyarakat, seperti notifikasi tilang via pesan WhatsApp.

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

4 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

4 hari lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

4 hari lalu

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

TPNPB-OPM, menjelaskan soal penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sebagai perang gerilya.

Baca Selengkapnya