Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga  

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 2 September 2012 14:50 WIB

Jalaludin Rakhmat. TEMPO/Praga Utama

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 2004, penganut Syiah Sampang, Madura, kerap mengalami kekerasan. Bahkan mereka diusir dari daerah itu. Menurut polisi, konflik itu dipicu masalah keluarga antara Tajul Muluk dan adiknya, Roisul Hukama. Namun, menurut cendekiawan Jalaluddin Rakhmat, masalahnya bukan soal keluarga.

"Bukan konflik saudara yang mengatasnamakan agama, tapi kefanatikan agama yang menggunakan masalah keluarga," kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat, Rabu, 29 Agustus 2012.

Lalu mengapa Sampang yang diserang? Sebab, komunitas Syiah di sana lebih lemah daripada daerah lain. Di Sampang, pemeluk Syiah hanya berjumlah 700-an orang. Mereka pun bukan datang dari kalangan terpelajar atau berekonomi mapan. "Sedangkan orang yang menyerang mendapat sokongan dana hingga bisa datang menggunakan bus sewaan," kata dia.

Tak cuma itu, keberadaan Syiah Sampang semakin terimpit ketika Majelis Ulama Indonesia di Jawa Timur mengeluarkan fatwa bahwa aliran itu sesat. Bahkan Menteri Agama Suryadharma Ali pernah setuju dengan putusan itu.

Kata Kang Jalal, sebetulnya masyarakat tak membenci umat Syiah. Ketidaksukaan itu muncul karena bisikan ulama mereka. Apalagi masyarakat tradisional seperti Sampang lebih memilih bertani, sementara soal agama diserahkan ke ulama. "Penduduk merasa tak paham soal agama. Jadi, kalau ulamanya bilang A, ya mereka akan ikut," ujarnya.

Karena itu, fatwa MUI Jawa Timur sungguh berpengaruh besar terhadap penyerangan Syiah. Sebab, masyarakat Madura cenderung membebek apa kata ulamanya. "Preman saja hormat pada kiai," kata Kang Jalal.

Konflik di Sampang tak cuma sekali. Sebelumnya, perseteruan terjadi pada 2004 dan 2006. Kemudian pada 29 Desember 2011, ratusan orang dari Kecamatan Omben dan Karang Penang menyerbu kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Madura. Sambil mengumandangkan takbir, massa membakar musala, madrasah, asrama, serta rumah pemimpin Syiah Sampang, Tajul Muluk. Buntut dari penyerangan itu, polisi menangkap Tajul Muluk.

Pada 26 Agustus 2012, penyerbuan kembali terjadi di Sampang. Kali ini, sepuluh rumah milik warga Syiah dibakar ratusan orang. Mereka juga menyabetkan celurit hingga menewaskan satu orang dan melukai puluhan penganut Syiah lainnya.

CORNILA DESYANA

Berita Terkait
EDISI KHUSUS: Syiah di Indonesia

Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik

Iran Tak Pernah Bantu Syiah Indonesia

Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran

Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia

Penyebaran Syiah di Aceh

4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia

Kata Kemendikbud Soal Sekolah Anak Warga Syiah

Sekolah Bisa Pulihkan Trauma Anak Warga Syiah

60 Anak Warga Syiah Dipersulit Kembali ke Sekolah







Advertising
Advertising

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya