TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung tak menyalahkan Presiden SBY yang menegur anak-anak yang tertidur saat berpidato di Hari Anak Nasional. Ia juga tak menyalahkan anak-anak yang tertidur. (Baca: SBY Pidato, Anak-anak Tidur)
"Mungkin Presiden menegur karena sedang lelah," kata dia di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2012.
Menurut Pramono, anak-anak yang datang ke acara itu sudah diminta datang dan standby sejak pukul 06.00 pagi. Alasannya jelas, acara menjadi penting karena dihadiri Presiden. Mereka juga tentu menyambut antusias karena ingin melihat langsung Presiden SBY.
Namun, karena sudah bersiap sejak pagi, beberapa anak tentu saja kelelahan. "Apalagi dihadirkan di TMII itu kan butuh waktu yang lama," kata dia.
Politikus PDI Perjuangan ini menganggap hal itu wajar. Menurut dia, ini pernah terjadi pada anaknya kala harus bersiap menghadiri acara yang dihadiri Presiden SBY. "Anak saya pernah jam 04.00 pagi sudah dibangunkan. Padahal acaranya jam 10.00," ujarnya.
Pramono tak menganggap masalah ini sebagai persoalan besar. Baginya, boleh-boleh saja Presiden menegur anak-anak. "Kalau mereka ada yang tertidur, seyogianya ditegur dengan bahasa bapak kepada anak," kata dia.
Presiden menegur beberapa anak yang mengantuk bahkan tertidur ketika ia berpidato di acara peringatan Hari Anak Nasional di Teater IMAX Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah, Rabu kemarin, 29 Agustus 2012. Nada suaranya tak sekeras layaknya menegur menteri atau kepala daerah yang tidak menyimak kata-katanya dengan baik.
Namun, tindakan SBY ini menuai kritik. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menilai tindakan itu sebagai bentuk kekerasan verbal kepada anak. "Itu sudah termasuk kekerasan verbal karena mempermalukan anak di depan umum," kata dia.
