TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Al-Quran dan laboratorium komputer di Kementerian Agama, Dendy Prasetya, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Jumat, 24 Agustus 2012. Ia datang setelah dipanggil KPK untuk kedua kalinya.
Putra sulung politikus Partai Golongan Karya Zulkarnaen Djabar itu tiba dengan mengenakan tongkat penyangga. Adapun kaki kanannya dibalut gips. Sempat berjalan sendiri sejak turun dari mobil hingga lobi gedung KPK, Dendy kemudian terlihat duduk di kursi roda.
Tak banyak yang dikatakan Dendy kepada pewarta sesaat sebelum memasuki gedung KPK. "Ini masih sakit," kata dia, yang hari ini mengenakan kemeja motif garis warna ungu-putih.
Pengacaranya, Erman Umar, menyebutkan kliennya sendiri yang memaksa datang ke KPK, meski masih dalam masa penyembuhan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Harapannya, penyidik akan melihat langsung bahwa Dendy memang belum layak diperiksa.
"Demi iktikad baik, biar dilihat juga oleh penyidik, Dendy belum layak diperiksa," ujarnya. "Takutnya ada dugaan seolah-olah dia sudah sembuh. Jadi ini agar tidak muncul salah sangka atau suuzan."
Erman menjelaskan, Dendy mengalami kecelakaan pada Juni lalu, sebelum Ramadan. Pada 12 Juli, ia menjalani operasi tulang engsel kakinya yang patah. Menurut dokter yang memeriksanya, Dendy baru bisa berjalan normal pada September. Hal itu sudah disampaikan Erman pada KPK, namun tidak ada tanggapan.
Ihwal kemungkinan Dendy langsung ditahan hari ini, Erman berharap KPK mempertimbangkan kondisi fisik kliennya. "Penahanan adalah hak KPK. Cuma kalau orangnya (tersangka) sakit, tentu tidak layak. Kami imbau saja supaya obyektif," kata dia.
Selain Dendy, dua pejabat Kementerian Agama juga dipanggil KPK hari ini. Yakni Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Undang Sumantri dan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Affandi Mochtar. Keduanya akan diperiksa sebagai saksi.
Dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, yakni Dendy dan Zulkarnaen, yang juga anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. Keduanya diduga menerima suap dalam proyek di Kemenag.
ISMA SAVITRI
Berita terpopuler lainnya:
Pakar: Penyidikan Kasus Simulator SIM Bakal Kacau
Ini Sebab Hakim Tipikor Mudah Main Proyek
KPK Lacak Harta Jenderal Polisi
Polri Persilakan KPK Telisik Duit Tersangka
Hakim Kartini Bantah KPK Sita Duit Suap
Semena-mena, Perusahaan Outsourcing Bakal Ditutup
Masih Ada Celah KPK Ambil Alih Kasus Simulator SIM
Presiden Setujui Rencana Pilkada Serentak
Polisi Periksa Djoko Susilo Hari Ini Atau Besok
Hakim Kartini dan Heru Diberhentikan Sementara
Berita terkait
Babak Baru Konflik KPK
4 jam lalu
Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City
4 jam lalu
KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.
Baca SelengkapnyaMantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK
5 jam lalu
Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaPraperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang
6 jam lalu
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.
Baca SelengkapnyaDua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini
9 jam lalu
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja
14 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
2 hari lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
2 hari lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan
2 hari lalu
Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.
Baca SelengkapnyaIM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik
3 hari lalu
Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.
Baca Selengkapnya