TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto belum dapat memastikan rencana Gerakan Aceh Merdeka (GAM) membebaskan kamerawan RCTI Fery Santoro dan sandera GAM lain pada tanggal 13 Mei mendatang. "Sejauh ini belum ada satupun pernyataan yang disampaikan GAM kepada kita bahwa mereka mau membebaskan para sandera tersebut," kata Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/5).Panglima berharap persoalan pembebasan Fery dan sandera lainnya yang sudah setengah tahun lebih diculik, tidak sekedar rumor belaka. Dia mengatakan bahkan ICRC (Komite Palang Merah Internasional) mengaku belum dihubungi GAM, sementara GAM mengaku telah menghubungi organisasi tersebut. "Yang seperti itu kan kita jadi bingung yang ada," ujarnya. Menurut Panglima, semestinya GAM membuat rencana pembebasan yang formal dan disampaikan kepada TNI. "Entah surat atau apa," ujarnya. Pasalnya, Panglima merasa perlu mempunyai sesuatu yang dapat dipegang, tak sekedar berita media massa atau rumor. Selain itu dia juga berharap ada kontak antara GAM dan TNI, GAM dan ICRC, ICRC dan TNI.Panglima enggan berkomentar panjang soal persyaratan-persyaratan yang disampaikan oleh GAM. Dia mengatakan tanpa ada kepastian, TNI mustahil menuruti syarat GAM.TNI tidak mau mengalah? Panglima mengatakan TNI akan mengalah bila itu menyangkut kepentingan bangsa. Dia melanjutkan, kepentingan bangsa tidak mungkin dikorbankan hanya karena kepentingan satu orang. Dia berharap TNI segera membebaskan para sandera dengan pertimbangan kemanusiaan. "Dengan persyaratan yang tidak terlalu tinggi, tentu kita akan fasilitasi," ujarnya. Deddy Sinaga - Tempo News Room
Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan
23 Februari 2024
Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.