THR Macet, Buruh Rokok Gentong Gotri Demo

Reporter

Editor

Selasa, 14 Agustus 2012 14:22 WIB

Pabrik rokok Gentong Gotri di Semarang

TEMPO.CO, Kudus - Sekitar seribu buruh rokok PT Gentong Gotri yang bekerja di unit Kudus berunjuk rasa di Kantor Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK), tempat pabrik itu bergabung. Pabrik Gentong Gotri sendiri pusatnya berada di Semarang. “Kedatangan kami untuk minta kejelasan kapan THR kami diberikan,” kata Kuntini, buruh bagian linting rokok, Selasa, 14 Agustus 2012.

Besarnya THR yang dituntut sesuai kesepakatan yang dibuat antara PPRK (sebagai perwakilan pengusaha) dengan Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (SP.RTMM) Kabupaten Kudus, yakni sebesar Rp 889 ribu. “Kami sangat membutuhkannya untuk Lebaran,” kata Suripah, buruh yang lain.

Hadi Sutiyono, Sekretaris Pimpinan Cabang RTMM Kabupaten Kudus mengatakan, tuntutan uruh itu sudah disampaikan ke kantor pusat. “Aspirasi mereka sudah kami teruskan ke manajemen di Semarang," ujar Hadi.

Tuntutan itu sudah dua kali dibahas antara direksi dengan pihak RTMM. Tapi hingga sekarang belum ada titik temu. Menurut Hadi, dalam perundingan itu Direktur Gentong Gotri, Budi Hartanto, memimpin sendiri perundingan tersebut. Budi dalam perundingan, kata Hadi, menawar hanya mampu memberikan 75 persen dari ketentuan yang sudah disepakati dalam perjanjian perburuhan, yakni Rp 899 ribu.

Alasan yang dikemukakan direksi Gentong Gotri pasar rokok sedang menurun sehingga berdampak turunnya penghasilan. Untuk membayar kebutuhan THR, masih menurut Hadi, pihak Budi akan menjual sebagian asetnya. Akibatnya, buruh rela menurunkan tuntutannya, yakni Rp 800 ribu.

Pabrik Gentong Gotri unit Kudus mempekerjakan sekitar 1.000 buruh. Sudah beberapa bulan terakhir ini pasar rokoknya, yang sebagian besar di Jakarta dan Jawa Barat, sedang lesu. Karena itu, pihak perusahaan menggilir buruhnya masuk kerja seminggu tiga hari, dengan mengurangi garapan melintingnya, yakni untuk satu buruh hanya sebanyak 4.000 batang per hari.

Djoko Sugono, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perselisihan Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kudus, menyatakan harus masih menunggu hasil pertemuan direksi. Apa yang dilakukan para buruh, kata Djoko, merupakan aksi spontan karena hingga H-6 Lebaran, THR belum mereka terima. “Padahal ketentuannya THR dibagikan H-7,” kata Djoko.

BANDELAN AMARUDDIN


Berita terkait

Ribuan Warga Padati Perayaan Lebaran Betawi

10 September 2012

Ribuan Warga Padati Perayaan Lebaran Betawi

Fauzi Bowo menyerahkan kartu Jamkesda kepada 160 artis Betawi.

Baca Selengkapnya

Jakarta Barat Pecahkan Rekor Ketupat Terbanyak

31 Agustus 2012

Jakarta Barat Pecahkan Rekor Ketupat Terbanyak

Jakarta Barat mengalahkan rekor sebelumnya, sebanyak 15 ribu ketupat di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Lalu Lintas Selama Lebaran 2012 Turun  

28 Agustus 2012

Kecelakaan Lalu Lintas Selama Lebaran 2012 Turun  

Ada 24 kejadian kecelakaan dengan dua pemudik tewas, 47 orang luka ringan, dan kerugian material Rp 31 juta.

Baca Selengkapnya

Pelayanan Kereta Api Lebaran Diperpanjang  

28 Agustus 2012

Pelayanan Kereta Api Lebaran Diperpanjang  

Kondisi angkutan kereta relatif lebih nyaman bagi pengguna kereta. Karena tidak ada kasus pencopetan, pencurian, hingga pembiusan.

Baca Selengkapnya

25 Orang Tewas Saat Perjalanan Mudik di Banten

28 Agustus 2012

25 Orang Tewas Saat Perjalanan Mudik di Banten

"Jumlah angka kecelakaan arus mudik tahun ini menurun jika dibandingkan tahun lalu."

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik Terminal Pulogadung H+7  

28 Agustus 2012

Puncak Arus Balik Terminal Pulogadung H+7  

Tiap 10 menit sekali ada satu bus antarkota antarprovinsi yang tiba dan menurunkan penumpang.

Baca Selengkapnya

Kereta Api Jadi Favorit Pemudik Tahun Ini

28 Agustus 2012

Kereta Api Jadi Favorit Pemudik Tahun Ini

Tahun ini, sekitar 2 juta lebih penumpang menggunakan kereta api sebagai angkutan Lebaran.

Baca Selengkapnya

Buka-Tutup Diklaim Ampuh Atasi Macet Jalur Selatan  

27 Agustus 2012

Buka-Tutup Diklaim Ampuh Atasi Macet Jalur Selatan  

Wakil Kepala Polda Jawa Barat Brigadir Jenderal Henkie Kaluara mengklaim sistem buka-tutup dan rekayasa jalur satu arah lebih ampuh mengatasi macet.

Baca Selengkapnya

Jalur Selatan Berubah Jadi Jalur Tengkorak

27 Agustus 2012

Jalur Selatan Berubah Jadi Jalur Tengkorak

Kasus kecelakaan tersebut mayoritas disebabkan faktor manusia, seperti mengantuk, kecepatan tinggi dan menggunakan handphone sambil mengemudi.

Baca Selengkapnya

2013, Polri Lebih Tegas pada Pengguna Sepeda Motor

27 Agustus 2012

2013, Polri Lebih Tegas pada Pengguna Sepeda Motor

Kepolisian meminta masyarakat turut melaporkan kondisi yang masih kurang di jalur-jalur mudik.

Baca Selengkapnya