TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekalipun tidak mendapatkan restu dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Hasyim Muzadi diyakini mampu meraup dukungan mayoritas warga nahdiyin. Selain sebagai Ketua Umum PBNU, Hasyim dinilai juga merupakan mubaligh yang sangat populer di akar rumput warga NU. "Hasyim juga punya potensi menjalin hubungan lintas faksi di kalangan NU," kata salah satu tokoh NU KH Nur Iskandar pada wartawan di Jakarta seusai deklarasi pasangan calon presiden Megawati-Hasyim Muzadi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (6/5).Dukungan kepada Hasyim tidak hanya tercermin dari halaqah ulama NU di Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut Iskandar, halaqah justru tidak banyak berpengaruh terhadap suara warga NU. "Saya yakin di atas 70-80 persen," kata Iskandar saat ditanya seberapa besar kemungkinan dukungan warga nahdiyin kepada tim.Selain Iskandar, deklarasi pasangan Megawati-Muzadi juga dihadiri Ketua NU Ahmad Bagja dan mantan Menteri Agama Said Agil Siradj. Selain itu juga tampak Al Zastrauw, salah satu orang dekat Gus Dur. Soal sikap NU sendiri, kata Ahmad Bagja, secara institusional mereka tidak mendukung ataupun menolak salah satu calon. Soal kemungkinan terjadinya konflik di antara warga NU yang diakibatkan pencalonan beberapa tokoh NU dalam pemilihan presiden, Ahmad Bagja yakin hal itu tidak akan terjadi. "NU itu sangat elastis, nanti lihat saja siapa yang lebih memikat, apakah Solah, Hasyim atau Jusuf Kalla yang juga mengaku dari NU," kata Bagja. Mengenai konsesi kursi di kabinet dalam kesepakatan antara NU dengan PDIP, Bagja menolak menjawab. Menurutnya saat ini hal tersebut tidak perlu diungkap. "Menang dululah, baru lihat nanti," katanya. Sapto Pradityo - Tempo News Room