RI-Cina Tingkatkan Hubungan Bilateral

Reporter

Editor

Jumat, 10 Agustus 2012 21:03 WIB

Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Yang Jiechi (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Marty Natalegawa (kanan) di gedung Pancasila Kementrian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (10/08). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi di Gedung Pancasila, kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2012. Pertemuan tertutup kedua menteri kemudian dilanjutkan dengan joint commission for bilateral cooperation.

"Kami membahas banyak permasalahan, baik masalah bilateral, regional, dan bahkan global," kata Marty kepada wartawan, Jumat petang. "Saya menyambut baik kedatangan Menteri Luar Negeri Cina ke Jakarta."

Menurut Marty, yang perlu digarisbawahi dalam pertemuan tersebut adalah bahwa Indonesia dan Cina sejauh ini menikmati hubungan kerja sama strategias yang dijalankan keduanya. "Kolaborasi kami secara bilateral dan regional telah menghasilkan sesuatu yang positif, stabil, dan prospektif," ujar dia.

Dalam pertemuan, kedua menteri juga menegaskan kembali komitmen untuk mencapai target perdagangan bilateral sebesar US$ 80 miliar pada 2015 mendatang dan menekankan pentingnya hubungan perdagangan dua arah yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan.

Selain itu, kedua menteri membicarakan masalah situasi Laut Cina Selatan yang memanas belakangan ini. Dalam pembicaraan, dibahas mengenai perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan yang merupakan tanggung jawab bersama semua negara di kawasan tersebut. "Kami berkomitmen untuk menciptakan stabilitas wilayah," ucap Marty.

Ihwal stabilitas di Laut Cina Selatan, Indonesia bersama Cina dan negara ASEAN lainnya akan terus bekerja sama bagi implementasi penuh dan efektif tentang Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea, membangun rasa saling percaya, meningkatkan kerja sama, memelihara perdamaian dan stabilitas, serta bekerja atas dasar konsensus bagi diadopsinya sebuah code of conduct di Laut Cina Selatan.

Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi menyatakan pertemuan kali ini berlangsung konstruktif dan produktif. Menurutnya, kedua negara akan meningkatkan hubungan kerja sama ke level yang lebih tinggi dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan ketahanan pangan. "Cina akan bekerja keras bagi keseimbangan dan perkembangan kerja sama perdagangan dengan Indonesia dalam konteks ASEAN Free Trade Area," katanya.

Yang juga berharap perusahaan-perusahaan Cina dapat lebih meningkatkan investasinya di Indonesia dalam bidang infrastruktur, energi, manufaktur, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. "Kedua negara juga setuju meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan," ujarnya.

PRIHANDOKO

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

5 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

5 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya