TEMPO.CO, Timika - Perseteruan dua kelompok warga di Kota Timika makin meruncing, Minggu, 5 Agustus 2012. Puluhan orang bersenjata parang merazia dan menganiaya dua orang warga Kota Timika yang tidak tahu persoalan antar kelompok warga ini.
Paulu Douw dan Sefnat Misikbo, Minggu sore, harus dilarikan ke rumah sakit karena dianiaya puluhan warga bersenjata parang di pertigaan Jalan Yos Sudarso dan Jalan Patimura. Akibat penganiayaan ini, Paulus Douw yang bekerja di PT Kuala Pelabuhan Indonesia menderita luka lecet di pipi kiri, pelipis kiri dan kepala belakang.
Pada Minggu sore, Paulus Douw yang menumpang ojek dicegat sekitar 30 orang bersenjata parang dan balok kayu. Setelah ojek dihentikan paksa, Paulus dikeroyok. Paulus berhasil melarikan ke Pos Koramil yang tidak jauh dari lokasi pengeroyokan.
Korban berikutnya, Sefnat Misikbo, juga dicegat puluhan pemuda bersenjata parang dan balok kayu di lokasi yang sama. Pada Minggu sore, Sefnat hendak membeli pinang di Pasar Damai, tetapi kemudian dicegat dan dikeroyok.
Sefnat mengalami luka pada bagian kepala, lengan kiri robek, dan lecet di lutut. Seorang pegawai Kantor Pengadilan Mimika, Mohammad Said, sempat mencegah puluhan pemuda yang sedang mengeroyok Sefnat.
Usai mengeroyok puluhan pemuda ini kemudian membubarkan diri. Puluhan polisi kemudian berjaga-jaga di pertigaan tempat pengeroyokan dua warga Timika itu. Pada Minggu petang situasi sudah terkendali, tetapi sebagian warga takut keluar rumah.
Pertikaian antar kelompok warga yang melebar ke Kota Timika dipicu penyerangan warga yang usai mendulang emas di areal PT Freeport Indonesia. Mereka dipalak dan diserang dengan panah pada Sabtu. Akibatnya, Sekundus Karubun dan Benyamin Fautgil dilarikan ke rumah sakit akibat dipanah.
Usai penyerangan pada Sabtu pagi, sekelompok orang bersenjata parang menuju lokasi pengeroyokan di kali Jernih, Mil 28, areal tailing PT Freeport Indonesia hendak membalas dendam. Puluhan orang ini berhasil dihalau polisi ke rumah masing-masing.
Pada Minggu pagi sempat beredar isu terjadinya pembunuhan seorang warga di mile 32. Disusul pembakaran pos ojek di Jalan A Yani sebagai aksi balas dendam. Tetapi isu ini tidak terbukti. Kepala Bagian Operasi Polres Mimika, Komisaris Polisi Albertus Andreana, Minggu malam mengatakan tidak benar terjadi pembunuhan di mil 32.
Menurut Albertus, polisi terus menggiatkan patrol untuk menjaga rasa aman kepada warga dan menghindari terjadinya gesekan antar warga yang bertikai. “Ya kita terus melakukan langkah untuk meningkatkan rasa nyaman kepada warga dan mencegah terjadinya gesekan antar warga yang bertikai,” kata Albertus.
TJAHJONO EP
Berita lain:
KPK: Langkah Polisi Persulit Kami
KPK Siap Layani Tantangan Polisi
Begini Jaringan Pornografi Anak Itu Terendus
Jaringan Pornografi dan Kanibalisme Anak Terkuak
SBY Diminta Tak Minta Maaf pada Korban 1965
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya