Koalisi PPP Masih Terbuka

Reporter

Editor

Kamis, 29 April 2004 17:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Rapat Pimpinan Nasional Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak keluarkan rekomendasi tegas soal rencana koalisi partai itu dalam pemilihan presiden. Menurut rekomendasi yang dibacakan Ketua DPP PPP Arief Mudatsir Mandan, rapat hanya mengamanatkan pimpinan partai untuk seoptimal mungkin memperjuangkan pencalonan presiden atau wakil presiden. Selain itu, rapat pimpinan yang berlangsung selama dua hari ini, juga meminta pimpinan partai terus membuka komunikasi politik dengan partai lain dan segera menetapkan sikap. "PPP belum memutuskan dengan siapa berkoalisi, tapi membuka diri dengan partai apa saja asal sesuai garis perjuangannya," kata Arief saat penutupan Rapat Pimpinan PPP I Hotel Kartika Candra, Jakarta, Kamis (29/4).Soal koalisi, PPP juga tetap akan mengedepankan tiga prasyarat yang harus dipenuhi calon mitra koalisi, yaitu yang menyangkut pembagian wewenang antara presien dengan wakil presiden, pelibatan dalam penyusunan kabinet dan pengamalan kehidupan beragama. Sekretaris Umum PPP Yunus Yosfiah mengatakan rapat pimpinan harian partai akan segera memutuskan dengan siapa berkoalisi. PDI Perjuangan, kata Yunus, bukan satu-satunya pilihan PPP. "Mungkin juga dengan Golkar. Ini akan diputuskan dalam satu-dua hari ke depan," katanya.Wakil Ketua Umum PPP Ali Marwan Hanan pada kesempatan yang sama menambahkan PPP akan berupaya maksimal untuk tetap bertahan dalam lingkaran pemerintahan. Oleh karena itu, kecil kemungkinan PPP akan mengambil posisi sebagai oposisi.Dia membantah PPP selama ini cenderung pasif dan hanya bersikap menunggu lamaran partai lain. Menurutnya, sambil menunggu hasil final pemilu legislatif, PPP akan terus melakukan lobi ke partai lain. Soal koalisi dengan Partai Golkar misalnya, kini PPP tengah melakukan pembahasan serius bagaimana bentuk koalisinya. Suryadarma Ali, Ketua DPP PPP yang diutus untuk melakukan pembicaraan dengan Golkar menjelaskan, ada tiga opsi kerjasama yang memungkinkan. Pertama, koalisi dengan mengajukan calon wakil presiden diikuti dengan pembagian kursi di kabinet. Kedua, mengajukan calon wapres tanpa dapat bagian kursi di kabinet. Ketiga, hanya mendapatkan kursi di kabinet tanpa mengajukan calon wakil presiden. "Semua opsi ini sedang dikaji," katanya.Sapto Pradityo - Tempo News Room

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

13 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

41 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

44 hari lalu

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.

Baca Selengkapnya

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

44 hari lalu

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

44 hari lalu

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

45 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya