Korban 1965 Tanggapi Dingin Rekomendasi Komnas HAM

Reporter

Editor

Kamis, 26 Juli 2012 05:09 WIB

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Surabaya: Sejumlah korban tragedi 1965 di Jawa Timur menanggapi dingin rekomendasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang meminta Jaksa Agung menyidik kasus kejahatan kemanusiaan pada peristiwa 1965.

"Saya tidak banyak berharap. Lah peristiwa kejahatan kemanusiaan pada 1998 saja tidak selesai hingga saat ini, apalagi peristiwa 1965," kata Pardi pada Tempo, Rabu, 25 Juli 2012.

Ia mengatakan kejahatan kemanusiaan pada peristiwa 1965 mungkin bisa terungkap pada puluhan tahun lagi dengan rezim baru. "Saya tidak mau berharap karena hal kayak gini bisa buat kami-kami mati mendadak. Korban telanjur berharap namun nyatanya enggak ada apa-apa nantinya khan justru tambah bikin sakit hati. Jadi kami biasa-biasa saja," ujar mantan guru ini.

Komnas HAM pada Senin lalu menyimpulkan terdapat bukti permulaan yang cukup kuat terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan pada tragedi 1965. Selain meminta Jaksa Agung menindaklanjuti, Komnas HAM meminta hasil penyelidikan ini diselesaikan melalui mekanisme non yudisial demi terpenuhinya rasa keadilan bagi korban dan keluarganya.

Menurut Ketua Lembaga Penelitian Korban Peristiwa 1965, Arkan, rekomendasi itu harus ditindaklanjuti dengan mengusut kasus 1965 dengan tuntas dan mengembalikan nama baik korban. "Hampir setahun kami telah diperiksa Komnas HAM, akhirnya ada juga rekomendasi dan ini harus ditindaklanjuti," ujar mantan buruh maskapai penerbangan ini.

Ia mengatakan selama ini korban peristiwa 1965 selalu menjadi warga negara kelas dua dengan mendapat berbagai diskriminasi dan cibiran masyarakat sekitar. "Rumah saya dihancurkan, saya ditangkap, disiksa, dibuang ke Nusakambangan lalu Pulau Buru. Dua anak meninggal dunia dan istri diambil orang. Saya tidak minta apa-apa tapi tolong bersihkan nama baik kami," ujarnya.

Koordinator Badan Pekerja di Jawa Timur, Andy Irfan Junaidi mengatakan ada ratusan kuburan massal, tempat pembantaian, penahanan dan penyiksaan korban peristiwa 1965 yang ditemukan. Saat ini korban yang masih hidup diperkirakan kurang lebih 10 ribu-an.

Ia meminta pemerintah segera merespons rekomendasi Komnas HAM. "Penyelesaian kasus kekerasan masa lalu merupakan prinsip paling mendasar bagi negara dalam melaksanakan kewajibannya untuk menegakkan HAM," ujarnya.

DINI MAWUNTYAS

Berita lain:
Maia Estianty: Ariel I Love You

Jokowi Mulai Dikawal Polisi

SBY: Allah Selamatkan Indonesia

Mooryati Bantah Sumbang Jokowi-Ahok

Mulai Hari Ini, Tak ada Tahu dan Tempe

Berita terkait

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

8 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

3 hari lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Apa Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden?

8 hari lalu

Apa Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden?

Prabowo-Gibran resmi ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU. Berikut pemberitaan media asing soal penetapan itu.

Baca Selengkapnya

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

10 hari lalu

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel atas perlakuan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

11 hari lalu

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

Pemimpin Partai Buruh Israel mengatakan batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga Palestina "tanpa alasan yang jelas".

Baca Selengkapnya

AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

11 hari lalu

AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

18 hari lalu

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?

Baca Selengkapnya

Kapuspen TNI Sebut Pembunuhan Prajurit TNI di Papua oleh OPM sebagai Pelanggaran HAM Berat, Ini Batasannya

18 hari lalu

Kapuspen TNI Sebut Pembunuhan Prajurit TNI di Papua oleh OPM sebagai Pelanggaran HAM Berat, Ini Batasannya

Pembunuhan terhadap Danramil Aradide oleh OPM disebut sebagai Pelanggaran HAM Berat. Pelanggaran HAM seperti apa yang masuk kategori berat?

Baca Selengkapnya

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

19 hari lalu

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

Apa kata Komnas HAM soal OPM?

Baca Selengkapnya

BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

26 hari lalu

BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.

Baca Selengkapnya