TEMPO.CO, Jakarta - Kunci kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama terletak pada strategi mereka yang langsung menembus jantung pertahanan lawan. Pasangan ini mahfum betul. Untuk melawan juara bertahan yang didukung dana berlimpah dan suporter luas, timnya harus menyiapkan strategi jitu. Jokowi menyebut strateginya itu tiki-taka ala sepak bola Spanyol.
“Kalau Spanyol operan pendek, kami umpan manis ke kampung-kampung,” kata calon yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra itu, pekan lalu.
Dalam hitung cepat lembaga survei beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pukul 13.00, Rabu pekan lalu, Joko Widodo, yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama, meraup dukungan terbanyak, yaitu 42,6 persen. Angka itu melampaui perolehan suara pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang hanya 33 persen.
Dengan waktu terbatas Jokowi, tim pasangan itu harus bergerak cepat. “Kami harus menentukan titik mana saja yang menjadi basis lawan,” kata Basuki, yang akrab disapa Ahok. Basis lawan adalah kelurahan, yang mayoritas mencoblos Fauzi Bowo dalam pemilihan gubernur 2007.
Menggunakan basis daftar pemilih sementara, tim Jokowi juga mengidentifikasi wilayah-wilayah berdasarkan kelurahan dengan pemilih terbanyak. Dipetakan lagi wilayah dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4-6 orang terbanyak. Tim juga menggolongkan daerah dengan jumlah golput terbanyak, miskin, bersuku Jawa, dan beragama Islam.
Dengan aneka kriteria itu, tim menentukan 77--dari 267--kelurahan yang harus didatangi Jokowi dan Ahok pada masa kampanye. Penentuan materi kampanye disesuaikan dengan masalah setiap daerah. Di kelurahan miskin, Jokowi berkampanye soal asuransi kesehatan dan pendidikan, yang sukses ia bikin di Solo. Di daerah yang banyak pemilih pemula dan golongan putih, ia berkampanye, “Jangan golput, kan ada saya.”
Menurut ketua tim suksesnya, Boy Sadikin, ada beberapa tim yang menyokong kampanye Jokowi. Selain tim sukses resmi yang ia pimpin dan Cirus, ada lembaga konsultan politik Polmark Indonesia, Tim Merah Putih yang diisi sukarelawan PDI Perjuangan dan Gerindra, serta 20 ribu sukarelawan Mangunsarkoro--pada 2009 dipakai pengusaha jamu Mooryati Soedibyo untuk maju menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah. Sukarelawan itu berkumpul di posko dekat rumah Mooryati di Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat.
baca selengkapnya di majalah Tempo
BAGJA HIDAYAT| ANANDA TERESIA | GADI MAKITAN | ANANDA BADUDU | PRAMONO
Berita terkait
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017
27 November 2023
Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.
Baca SelengkapnyaAnies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal
30 September 2023
Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal
Baca SelengkapnyaDi Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017
14 Februari 2023
Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu
11 Februari 2023
Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.
Baca SelengkapnyaPolitikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan
11 Februari 2023
Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.
Baca SelengkapnyaSoal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu
6 Februari 2023
Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaFadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI
6 Februari 2023
Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.
Baca SelengkapnyaPesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung
31 Januari 2022
Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaMUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan
20 November 2021
Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.
Baca SelengkapnyaBaca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI
20 Mei 2021
Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.
Baca Selengkapnya