Sembilan Anak Rimba Jadi Kader Pendidikan

Reporter

Editor

Selasa, 10 Juli 2012 04:04 WIB

Sejumlah anak warga kajang mengangkat kayu bakar di kawasan adat Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Minggu (12/12). Masyarakat adat Kajang merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman Sulawesi Selatan, yang menjauhkan diri dari modernitas dan hidup dari aturan adat serta ajaran leluhur. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jambi: Sebanyak sembilan orang anak rimba yang bermukim di kawasan sebanyak sembilan orang anak rimba yang bermukim di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Provinsi Jambi, dijadi kader pendidikan bagi kelompok orang rimba yang ada di daerah tersebut.

"Kami akui memang, proses pengenalan pendidikan bagi orang rimba di Jambi cukup berat dan sulit. Untuk itulah, kami dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencoba menggandeng anak rimba sebagai kader pendidikan," kata Robert Aritonang, Koordinator Program KKI Warsi, kepada wartawan, Senin, 9 Juli 2012.

Menurut Robert, KKI Warsi sebagai salah satu lembaga pemerhati orang rimba di Jambi, telah memperkenalkan proses pendidikan bagi suku-suku terasing yang ada di daerah ini sejak 1990-an.

Dia mengakui, upaya proses pengenalan pendidikan bagi orang rimba atau biasa disebut Suku Anak Dalam (SAD) cukup sulit. Mengingat, ada beberapa kelompok orang rimba yang justru menolak, bahkan menentang pendidikan formal, seperti membaca maupun menulis.

"Sebagian orang rimba menilai, pendidikan formal dapat merusak adat istiadat rimba. Ditambah lagi kendala orang rimba yang selalu berpindah-pindah atau melangun," ujarnya.

Sebagai upaya memperkenalkan dunia luar kepada anak rimba, KKI Warsi kemarin sengaja membawa tujuh orang kader pendidikan itu ke Kota Jambi untuk mengunjungi beberapa sekolah, perpustakaan, balai latihan kerja, museum, dan beberapa tempat lainnya.

"Program mengajak anak rimba ke tempat-tempat itu kami namakan pendidikan kecakapan hidup. Artinya, kami mencoba mengenalkan kepada anak rimba, bagaimana orang luar bekerja, sekolah atau menjalankan aktifitasnya. Anak rimba nantinya bisa memilih, apakah akan hidup sebagai orang rimba atau akan berbaur seperti layaknya manusia lain yang hidup diluar kawasan hutan," kata Robert.

Tembeko, 15 tahun, salah seorang kader pendidikan mengaku sudah duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama (SMP). Dirinya berharap bisa memperoleh pendidikan layaknya siswa formal lainnya, salah satunya bisa mendapatkan pendidikan gratis.

Menurut Tembeko, anak rimba tidak banyak mengenal pendidikan. Dirinya bersama delapan kader pendidikan lainnya tidak hanya sekolah, namun juga ikut mengajari anak anak rimba lainnya yang tinggal di dalam hutan.

"Biasanya kami pagi bekerja mencari getah jernang atau karet, baru siang sekolah dan waktu malam, kami ikut mengajari membaca atau menulis kawan-kawan lain di dalam hutan yang tidak ikut program kelas jauh," ujarnya.

Betegu, 13 tahun, salah seorang anak rimba lainnya mengakui, ada beberapa kelompok orang rimba yang menentang pendidikan bagi anak rimba.

"Bahkan ada kelompok yang melarang anaknya menikah dengan anak rimba yang sudah mengenal pendidikan. Untuk mengajak belajar juga terlebih dahulu harus dirayu agar mau belajar," kata siswa SMP yang mengaku bercita-cita menjadi seorang peneliti ini.

Berdasarkan data KKI Warsi, populasi orang rimba di Provinsi Jambi mencapai 3.500 orang, sebagian besar menyebar di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas di Kabupaten Batanghari, Tebo, Sarolangun, dan Kabupaten Bungo.

Hingga kini, orang rimba yang sudah tamat sekolah mulai SD, SMP, dan SMA baru sebanyak 47 orang.

Menurut Robert, fasilitas pendidikan bagi anak rimba masih kurang. Sekolah yang tercatat memberlakukan program sekolah satu atap bagi anak rimba, baru ada dua sekolah, terletak di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Tebo.



SYAIPUL BAKHORI



Berita Terkait:



Ratusan Anak Rimba Ikut Sekolah Kelas Jauh
Suku Bajau Dikembalikan ke Laut

Suku Laut di Batam Terancam Punah

Tergusur Proyek, Suku Anak Dalam Susah Cari Makan

Suku Hutan Hampir Punah

Pemerintah Jambi Susun Kamus Bahasa Kubu

16 Suku Terasing Masih Merasa Terpinggirkan

Advertising
Advertising

Berita terkait

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

12 September 2023

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

Suku-suku ini lebih memilih isolasi untuk melindungi tanah, budaya, dan kehidupan mereka. Campur tangan pihak luar sering dianggap ancaman.

Baca Selengkapnya

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

10 November 2021

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

Pelatihan saat ini digunakan sebagai proyek percontohan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa anak Suku Sakai se-Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

24 November 2018

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

Misionaris muda Amerika Serikat yang diduga tewas dipanah suku terasing Pulau Sentinel menulis catatan terakhirnya sebelum menginjakkan kaki di pulau

Baca Selengkapnya

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

23 November 2018

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

Kepolisian India masih berupaya mengevakuasi mayat misionaris Amerika Serikat yang terbunuh di pulau Sentinel yang dihuni suku terasing.

Baca Selengkapnya

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

23 November 2018

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

Seperti apa kehidupan suku terasing di pulau Sentinel, Andaman, India yang hidup masih di masa pra-neolitik?

Baca Selengkapnya

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

23 November 2018

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

Menurut aparat penegak hukum India, pria AS yang menjadi korban pembunuhan suku terasing di pulau Sentinel bernama John Allen Chau, 26 tahun.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

24 Agustus 2018

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

Foto udara drone menunjukkan gambar sekilas suku terasing di Amazon Brazil, memperlihatkan 16 orang suku berjalan melalui hutan.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

8 April 2017

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan pemerintah akan melindungi warga Suku Mante yang tinggal di pedalaman hutan dan gua di Aceh.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

1 April 2017

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberadaan suku Mante di Aceh mesti dilindungi pemerintah agar tidak punah.

Baca Selengkapnya

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

31 Maret 2017

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

Dalam penelusuran tersebut, Gubernur Zaini sudah memerintahkan Humas Pemerintah Provinsi Aceh menggunakan video rekaman yang viral di internet.

Baca Selengkapnya