DPR Papua: Hentikan Pengejaran Kelompok Bersenjata

Reporter

Editor

Jumat, 6 Juli 2012 03:45 WIB

TEMPO/ Tjahjono Ep Eranius

TEMPO.CO , Jayapura: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Yunus Wonda meminta TNI berhenti mengejar pelaku penembakan yang menewaskan seorang kepala desa di Kabupaten Keerom, Ahad, 1 Juli 2012.

“Sebaiknya dihentikan, karena pengejaran itu telah mengakibatkan warga ketakutan,” kata Wonda, Jumat, 5 Juli 2012.

Ia mengatakan, kekacauan yang dilakukan kelompok bersenjata sewajarnya dibersihkan. “Namun jangan sampai menimbulkan dampak yang mengarah pada tidak terjaminnya rasa aman masyarakat. Warga itu tidak tahu apa-apa. Kalau mereka yang dikorbankan, ini tidak adil,” ujarnya.

Terkait penawaran OPM akan meletakkan senjata apabila digelar perundingan internasional membahas status Papua, Wonda menegaskan, aspirasi tersebut patut dijawab. “Ini bukan baru, sudah dari tahun 70-an, dari dulu masyarakat Papua minta merdeka, tapi selalu ditekan. Kalau penawaran itu ada sekarang, mengapa tidak ditinjau,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pemerintah tak perlu takut dengan ancaman Papua bakal merdeka. “Kita hanya butuh dialog. Ini bukan bicara Papua harga mati atau NKRI harga mati, ini bicara menyangkut masa depan orang Papua dan Indonesia, kalau pemerintah selalu menutup diri, aspirasi itu akan terus ada di tiap generasi.”

Koordinator Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Lambert Pekikir menyatakan siap meletakkan senjata asalkan digelar sebuah pertemuan internasional membahas masalah Papua. “Kita minta jawaban Indonesia di dalam pertemuan itu. Kalau sudah selesai status Papua, OPM siap letakan senjata,” kata Lambert.

OPM lanjutnya, tak gentar dengan ancaman TNI dan Polisi bakal meringkus mereka. “Takut apa, perjuangan memang harus ada korban. Kalau berani, datang saja ke markas,” ujarnya lagi.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Bigman L. Tobing berjanji tak akan membiarkan kelompok bersenjata merongrong kesatuan berbangsa dan bernegara. “Kita mau ringkus ini, kita akan gulung itu semua, kita sudah sepakat dan siap melaksanakan,” kata Bigman Tobing.

Sebelumnya dari penyisiran aparat gabungan TNI Polri setelah penyerangan OPM 1 Juli lalu di Keerom, aparat menemukan sebuah senjata api rakitan laras panjang serta sebilah parang. Penyisiran dipimpin oleh Asintel Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Imam Santoso.

JERRY OMONA

Berita terkait:
Polisi Kantongi Penembak Kepala Desa di Papua

100 Tentara Bantu Amankan Papua

SBY: Status Papua Sudah Final

Satu Anggota Brimob Tertembak di Freeport

Lagi, Seorang Anggota Brimob Ditembak di Timika

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya