TEMPO.CO, Jayapura - Pastur John Djonga, pemimpin gereja di Kabupaten Keerom, Papua, mengatakan puluhan kepala keluarga mengungsi ke perbatasan RI-Papua Nugini akibat ketakutan usai penyerangan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Ahad 1 Juli 2012 lalu. "Benar, ada yang mengungsi, mereka dari Distrik Arso Timur, Skamto dan beberapa kampung," kata John Djonga, Jumat, 5 Juli 2012.
Ia mengatakan warga meninggalkan rumah dan membawa anak-anak ke tempat aman. "Mereka membawa barang seadanya."
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Papua, Frits Ramandey, menjelaskan penyisiran TNI mengejar kelompok bersenjata membuat kenyamanan warga Keerom terganggu. "Kami mendukung tugas-tugas TNI untuk menertibkan kota, tapi jika sampai berimbas pada terganggunya masyarakat, ini harus dilihat kembali.”
Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Keerom, Yoseph Turot, mengatakan ratusan jiwa menyelamatkan diri, takut ditangkap TNI. "Kabar yang kami dengar begitu. Kami sudah memanggil pemerintah Keerom dan kami akan berbicara mengenai stabilitas keamanan di daerah ini," ujar dia.
DPRD, menurut dia, telah menjelaskan kepada warga tidak perlu takut dengan situasi saat ini. "Kami berharap warga segera kembali dan beraktivitas seperti biasa."
Sementara itu, pengejaran terhadap kelompok bersenjata terus dilakukan TNI. "Pengejaran iya, tapi bukan penyisiran. Kalau ada yang mengganggu negara kesatuan, ya harus ditumpas," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Ali Hamdan Bogra.
Di Wamena, Jayawijaya, polisi juga masih memburu pelaku pembunuhan terhadap dua tukang ojek oleh kelompok tak dikenal di Desa Siepkosi, Distrik Walelagama, Selasa 3 Juli, sekitar pukul 10.00 WIT. Kedua tukang ojek itu adalah Salahudin, 38 tahun, dan Achmad Saini (32). "Diduga dibunuh sekitar empat orang," kata Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Johannes Nugroho Wicaksono.
JERRY OMONA
Berita terkait
Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua
6 jam lalu
Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa
1 hari lalu
Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua
Baca SelengkapnyaUsai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya
1 hari lalu
Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.
Baca SelengkapnyaKopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua
1 hari lalu
Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.
Baca SelengkapnyaKetua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai
2 hari lalu
Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru
2 hari lalu
Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.
Baca Selengkapnya5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir
2 hari lalu
TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,
Baca SelengkapnyaKondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman
2 hari lalu
Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaUsai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman
2 hari lalu
Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
3 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca Selengkapnya