Sejumlah warga mengangkat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di kawasan Rajawali, Makassar, Sabtu (12/5). TEMPO/iqbal Lubis
TEMPO.CO, Bandung - Indonesia memiliki sumber daya air terbesar kelima di dunia. Namun, menurut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, ketersediaan air di Pulau Jawa dalam kondisi kritis. Bahkan sudah terjadi impor air secara tak langsung.
Potensi cadangan sumber daya air Indonesia sekitar 3.900 miliar meter kubik per tahun. Potensi itu berada di 5.886 aliran sungai dan 521 danau. \"Jumlah potensi air yang dapat dimanfaatkan sekitar 690 miliar liter per tahun,\" ujarnya saat orasi ilmiah di Aula Barat ITB, Selasa, 3 Juli 2012.
Sebanyak 82 persen air permukaan secara nasional berada di Pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Sedangkan Pulau Jawa cuma punya 4 persen atau 124 ribu liter per detik. Jumlah itu tak sebanding dengan total penduduk Jawa dan Madura sebanyak 138 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2011. Populasi itu separuh lebih dari total jumlah penduduk Indonesia, atau 58 persen. \"Ketersediaan air tahunan di Pulau Jawa untuk penduduk dan industri serta irigasi tidak tercukupi,\" ujarnya.
Setiap penduduk Pulau Jawa hanya mendapat sekitar 1.210 liter air per tahun. Dengan konsep water footprint, yaitu konversi kebutuhan atau produksi pangan dan barang, Pulau Jawa secara tak langsung telah mengimpor air, yaitu dengan masuknya beras impor. \"Dari hasil perhitungan indeks pemakaian air di seluruh Indonesia, Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT telah mencapai kondisi yang mengkhawatirkan,\" ujarnya.
Djoko tak menjelaskan spesifik langkah pemerintah untuk mengatasi masalah air tersebut. Ia mengajak kalangan akademisi untuk membantu memikirkan dan bertindak. Salah satunya menyiapkan banyak insinyur teknik hidrologi. \"Di fakultas teknik sudah sedikit yang mau belajar teknik hidro, padahal air itu tantangan masalah ke depan,\" ujar alumnus dari UGM tersebut.